Pregnancy Story 2: Periksa Kehamilan Di RS & Puskesmas

Sehari setelah tahu hasil test pack positive, aku dan suami masih bingung apakah perlu menunggu jadwal kunjungan ke dokter spog langganan yang baru ada beberapa hari lagi atau cari dokter lain yang tersedia hari itu juga. Karena aku merasa perut terus menerus bloating dan kram, akhirnya kita memutuskan untuk cari dokter yang available hari itu.

PERIKSA KEHAMILAN DI DR. YUMA, SPOG

Dokter yang nama panjangnya adalah dr. Yuma Sukadarma Sulaiman Indrajaya, SpOG ini adalah dokter kandungan yang sempat ingin kudatangi waktu masih program hamil. Waktu itu sempat baca review promil yang sukses sampai hamil kembar 3 di salah satu blog yang kudapat di Google. Cuma akhirnya gak jadi karena kita udah keburu males promil segala hehehe.

Nah kenapa akhirnya kita datang ke dr. Yuma kali ini? Alasannya karena dr. Yuma buka praktik pada hari itu (Minggu). Sedangkan dokter kandungan langganan baru praktik Hari Selasa. Lokasi praktiknya juga tidak terlalu jauh dari rumah, yaitu di RS Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Utara.

Proses pendaftaran berjalan lancar. Ternyata Hari Minggu jumlah pasien di area dokter kehamilan cukup banyak, tapi gak sampai sesak juga. Ternyata pada hari dan jam yang sama ada dua dokter kandungan yang praktik.

Tidak berapa lama antri kita langsung masuk ke ruangan dokter. Kesan pertama yang kudapat dari dr. Yuma adalah sangat ramah. Kita disapa dan ditanya maksud kedatangannya. Langsung aku diminta tiduran di tempat tidur karena akan melakukan USG abdominal.

Proses mencari janin tidak terlalu cepat. Dokter mencari ke seluruh sisi perutku. Benar-benar teliti banget, karena ternyata janin ada di kanan paling bawah perut. Dari layar aku bisa melihat tanda titik yang ditunjukkan dokter.

dr yuma spog

That’s my baby, my tiny baby 🙂

Menurut dr. Yuma kondisi kandunganku yang berusia 5 minggu itu baik. Aku sempat cerita kalau baru saja pulang dari Kuala Lumpur dan apa saja yang kulakukan di sana. Tapi ternyata karena usia kandungan masih kecil, jadi masih aman. Hanya saja ke depannya aku harus lebih memperhatikan kesehatan dan kondisi lingkungan demi janin.

Jadi aku diminta untuk tidak makan makanan yang mentah dan jangan kaget kalau nanti mengalami mimisan atau gusi berdarah. Semuanya adalah hal yang wajar. Aku juga diberikan penguat kandungan karena melihat riwayat kehamilanku yang cukup lama dapatnya.

Overall pengalamanku memeriksakan kandungan bersama dr. Yuma sangatlah menyenangkan. Hanya saja aku memutuskan untuk tidak balik lagi ke sana karena ada satu dua pengalaman yang tidak menyenangkan dengan rumah sakitnya.

Rincian biaya periksa kandungan di RS Mitra Keluarga Kemayoran – Desember 2019:

  • Administrasi Rp65.000,-
  • Jasa Dokter Rp280.000,-
  • Buku Catatan Medik Ibu Rp25.000,-
  • USG Intip tanpa print Rp245.000,-
  • Total Biaya Obat Rp524.000,-

Total Biaya yang dikeluarkan adalah Rp1.139.000,-

PERIKSA KEHAMILAN DI DR. SUSANTI, SPOG

Sehari setelah periksa dari dr. Yuma, tiba-tiba tambalan gigi bawahku copot. Yang tadinya udah tenang, eh jadi panik lagi. Karena takut bermasalah kalau langsung ke dokter gigi, jadilah aku datang lagi ke dokter kandungan langganan ku sejak waktu promil sekitar 2 tahun yang lalu, yaitu dr. Susanti Kusumo Budiarti, SpOG.

Pas juga Hari Selasa adalah jadwal praktik dr. Susanti di RS Antam Medika, Jakarta Timur. Setelah menunggu beberapa pasien yang lain, akhirnya giliran kita masuk. Dokter langsung membaca rekam medisku, dan dr. Susanti sempat notice kalau aku adalah pasien yang dulu pernah konsultasi promil sebelumnya (tapi gak dilanjutin karena males dan takut hihihi).

Aku pun diajak untuk periksa kandungan di ruangan sebelah. Di situ aku tiduran dan dicek usg abdominal lagi. Kali ini dr. Susanti agak kesulitan menemukan janin. Sempat ada opsi untuk melakukan pengecekan melalui USG Transvaginal, tapi karena aku udah ketakutan duluan jadi gak dilakukan. Setelah mencari lagi akhirnya ketemu deh si anak kecil yang masih seukuran biji jeruk.

dr susanti rs antam

dr. Susanti hanya meminta aku melanjutkan resep dari dr. Yuma, nanti selanjutnya cukup minum Folamil Genio saja sebagai vitamin kehamilan. Untuk tes lab yang biasanya dilakukan pada ibu yang baru tahu hamil, menurut dr. Susanti tidak perlu dilakukan.

Jadilah rincian biaya periksa kandungan kali ini lebih murah dari pada sebelumnya! Yang kubayar hanyalah:

  • Konsultasi dokter spesialis Rp250.000,-
  • Pendaftaran pasien lama (administrasi) Rp35.000,-
  • USG 2D – Print Rp 150.000,-
  • Buku pemeriksaan kehamilan Rp40.000,-

Total Biaya yang dikeluarkan adalah Rp475.000,-

PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS

Mumpung aku lagi cerita tentang periksa kehamilan, sekalian juga aku ceritain pengalaman waktu periksa kehamilan di puskesmas ya!

Jadi ceritanya ini agak dipercepat pada saat usia kandunganku memasuki usia 13 minggu. Pas banget saat suami sedang ulang tahun. Seperti biasa kita sarapan dulu sebelum mengantar suami ke pintu pagar untuk berangkat kerja.

Pagi itu mama dan art sedang menyiram tanaman. Namun kali ini air bekas siramannya lumayan becek di area depan pintu rumah. Karena gak mau kaki kotor aku langsung cari sandal. Suami sudah mengingatkan kalau sandalnya licin, tapi aku tetap kekeuh pakai sandal itu. Begitu turun satu undakan, benar deh aku terpleset!

Untung suami sudah waspada dan mengikuti aku dari belakang. Jadi dia sempat pegang lengan kananku. Akibatnya jatuhnya tidak sampai fatal, hanya saja pantat bagian kananku jadi agak sedikit memar. Pada saat suami berangkat aku sama sekali blank, baru setelah dia pergi aku menangis sejadi-jadinya karena takut terjadi apa-apa dengan kandungan.

Mamaku mengajak untuk periksa ke Puskesmas Kelapa Gading. Lagi-lagi karena jadwal dr. Susanti pada hari itu tidak ada, jadilah aku menyetujui untuk pergi cek ke puskesmas dulu.

Kebetulan aku tidak terlalu asing dengan puskesmas di daerah rumahku. Aku sudah sering berobat di sini menggunakan BPJS. Nah ini kali pertama aku menggunakan BPJS untuk periksa kehamilan. Ternyata aku sangat puas sekali dengan pelayanan periksa kehamilan di sini. Alasannya karena:

  • Ketemu bidan yang baik dan menjelaskan dengan detail. Karena saat itu adalah pertemuan pertama aku diwawancara tentang berbagai macam hal terkait dengan kondisi kesehatan dan latar belakang kehamilan. Ini bisa 15 sampai 20 menit sendiri sih. Jadi siapkan waktu ya! Tapi it’s worth it, ngerasa kayak lebih diperhatikan dengan detail.
  • Di puskesmas tidak ada pemeriksaan USG. Gantinya adalah pemeriksaan dengan fetal doppler. Yaitu alat yang mirip seperti radio, lalu ditaruh di perut yang fungsinya untuk mendengarkan detak jantung bayi. Awalnya si bidan tidak menemukan detak jantung, tapi setelah dibantu dengan dokter ketemulah si anak bayi yang lagi-lagi posisinya di kanan bawah.
  • Karena pada saat itu napsu makanku dan berat badanku berkurang, aku dirujuk ke dokter gizi yang ada di puskesmas juga. Di dokter gizi aku diinformasikan menu makanan apa saja yang bisa membantu menaikkan berat badan.
  • Aku juga diperiksa darah dan urine di lab yang juga ada di puskesmas. Tes ini memang merupakan SOP di puskesmas untuk pemeriksaan pertama ibu hamil.
  • Pulangnya masih dapat vitamin juga lagi. Dan semuanya gratis!
  • Kekurangannya hanyalah hasil lab yang tidak bisa kita bawa pulang, tapi boleh difoto sebagai catatan.

Karena pengalaman inilah aku sempat beberapa kali balik ke puskesmas untuk periksa kandungan. Habis gimana gak suka, soalnya aku merasa benar-benar lebih diperhatikan di sana hehehe. Malah aku sempat berpikir untuk lahiran di puskesmas saja. Tapi apa daya di Bulan Maret 2020 COVID-19 mulai masuk ke Indonesia.

Bukannya tidak percaya dengan protokol kesehatan di puskesmas, tapi aku merasa waktu menunggu di puskesmas bisa seharian. Terlalu riskan untuk tetap pergi ke sana pada masa-masa seperti ini.

Huhuhu gagal deh lahiran di puskesmas 🙁

Baca juga: Catatan Kehamilan Trimester 1


Itu dia pengalamanku memeriksakan kehamilan ke beberapa dokter dan juga tempat periksa kandungan. Lalu pada akhirnya aku melahirkan dengan siapa? Tidak pada kedua dokter di atas dan juga tidak di puskesmas. Nanti akan kuceritakan sendiri ya tentang proses melahirkannya.

Semoga informasi ini membantu teman-teman yang sedang ingin periksa kehamilan. Congrats!

6 Replies to “Pregnancy Story 2: Periksa Kehamilan Di RS & Puskesmas”

  1. “Dan semuanya gratis”
    Itu kata-kata favorit kita semua hehehe

    Kalau yg pas periksa di RS nggak pakai BPJS, mbak?

  2. Assalamualaikum, gmna ka skg udh lahiran? Sy jga faskes 1 di puskesmas klp gdg, cuma belum pernah kesana krn baru pindah, klau rujukan rumah sakitnya kmana sja ya?

    1. Waalaikumsalam. Iya saya sudah lahiran akhir tahun lalu. Kebetulan tidak jadi lahiran di puskesmas. Jadi maaf kurang tahu rujukan rumah sakitnya dimana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *