Umroh | Part 1

Sudah baca cerita tentang persiapan saya untuk melaksanakan Ibadah Umroh kan? Sekarang saatnya saya bercerita tentang perjalanan saya menuju Tanah Suci.
Hari Pertama | 17 Januari 2015

Sejak dari Subuh kami sekeluarga sudah bersiap-siap memakai seragam dari travel. Tidak lupa sebelum berangkat kita foto-foto dulu sebagai kenang-kenangan.

Si Mbak masuk frame hehehe

Alhamdulillah saya tidak merasakan nervous sama sekali. Biasanya kalo besokannya mau pergi liburan atau keluar kota, malemnya saya gak bisa tidur.

Kalau kali ini bukan berarti saya gak excited ya, tapi lebih berasanya kayak sudah melakukan persiapan dengan matang, termasuk fisik. Jadi pas sampai di bandara dan briefing dengan tour, saya seger banget.
No Make Up Face. Beda banget sama foto di ID Card. Berasa abis fotonya terlalu high filter alias pake photoshop hihihi. Padahal suer deh engga, itu foto abis make-up class Maybelline. Caem yah! ;P

Sebelum keberangkatan para jamaah dikumpulkan di Saphire Lounge terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta. Ada rasa yang beda ketika melihat para jamaah lain datang diantar dengan keluarganya. Kami berlima datang tanpa diantar. Cuma sewa mobil aja buat angkut kami ke bandara.

Briefing sebelum keberangkatan. Sambil nonton Live Streaming Masjidil Nabawi.

Karena gak ada pengantar, jadilah kami berlima foto-foto selfie sendiri dengan tongsis. Hihihi kasihan ya kita 😛

 

 

 

Sekitar jam 12 siang para jamaah siap-siap untuk berangkat. Pembagian tiket dilakukan saat di lounge. Kami semua terbang dari Cengkareng menuju Jeddah menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Pas melewati kelas bisnis ayah saya berceletuk, “ini nih kursi kita”. Saya dengan muka mupengnya langsung bilang, “mau doooong…”, Lalu kami tertawa bersama. Mudah-mudahan bisa kesampean duduk di kursi bisnis yaaaa 😀
Pesawat take off sesuai jadwal. Cuaca pun cerah. Lalu apa yang saya lakukan selama 9.5 jam perjalanan? Sudah pasti langsung otak atik tv di depan kursi. Cari-cari film dan tontonan lainnya. Karena kebosanan saya hampir nonton 3 film selama perjalanan. Bahkan sempat main games dengan adik saya yang duduk di sebelah.
Perjalanan ini cukup lancar. Tidak ada goncangan yang berarti. Saya pun tidak terlalu takut, walaupun bete setengah mati karena yang bangun sendirian. Oh iya, saya tukeran tempat duduk dengan adik karena dia takut deket jendela. Saya justru seneng duduk jendela walaupun sebenarnya ada perasaan takut. Kenapa? Karena dari jendela kita bisa lihat pemandangan dari atas. Walaupun kalau sudah di ketinggian tertentu udah bener-bener cuma liat awan sih. Tapi pemandangan yang gak saya lupakan ketika pesawat sudah memasuki daratan Arab. Saya lihat pasir cokelat terbentang luas. Selain itu juga banyak bukit-bukit yang berbaris. Sayang saya tidak membawa kamera DSLR dengan pertimbangan kami mau ibadah khusyuk, bukan diribetin sama peralatan kamera yang super berat.
Sekitar waktu Magrib akhirnya kami sampai di Bandara King Abdul Azis di Terminal Haji. Sebelum berangkat kami sudah diwanti-wanti travel kalau sistem imigrasi di Saudi Arabia gak bisa ditebak. Bisa lama sekali, bisa juga cepat sekali. Dan Alhamdulillah (lagi) kita termasuk yang cepat.
Oh iya, ada kejadian lucu. Namanya orang Indonesia ya, dimana-mana harus foto. Akhirnya kita selfie berlima di bandara. Eh tiba-tiba ada laki-laki Arab manggil-manggil kita nunjuk-nunjuk hp yang tadi kita pake foto. Yang pertama kali tersirat di kita adalah dia minta kita hapus foto itu. Jadi adik saya langsung kasih lihat hasil foto yang tadi. Tapi bolak balik dia bilang “No” sambil nunjuk icon kamera. Butuh sekitar 1 menitan sampe akhirnya kita sadar, ternyata dia mau selfie juga.

 

Oh ternyata ente mau selfie juga tooooh! Hahahaha…

 

Keluar bandara kami langsung naik bus menuju Madinah. Kota tujuan pertama kami ini harus ditempuh selama sekitar 5 jam perjalanan. Inilah salah satu ujian kita yang pertama dalam ibadah ini. Tapi kita semua enjoy saja dan memanfaatkan waktu ini untuk istirahat.
Dalam perjalanan ini saya akhirnya bisa tidur. Tidak banyak yang saya ingat selama perjalanan kecuali berhenti sekali untuk pergi ke toilet. Sisanya tidur lagi. Beberapa jam kemudian kami dibangunkan oleh pembimbing. Ternyata kita sudah memasuki Kota Madinah!
Secara reflek saya langsung membuka gorden jendela. Dan apa yang saya lihat adalah salah satu pemandangan indah yang pernah saya lihat. Lampu-lampu kota berjejer dengan rapi dari kejauhan. Beda sekali dengan pemandangan lampu kota Bandung yang sering kita lihat kalau lagi makan di bagian puncak gunungnya. Seriusan, beda! Sayang saya juga kembali tidak sempat mengabadikannya. Semoga pemandangan itu tetap jadi kenangan yang indah buat saya :). Medina, City of Lights.
Tidak lupa kami dibimbing oleh pembimbing untuk membaca doa ketika memasuki tanah suci, Madinah. Alhamdulillah kami sudah sampai di tanah tempat beristirahatnya Nabi Muhammad SAW ini.
Masih merinding karena antara percaya dan tidak percaya saya telah berada di kota suci ini, badan kembali merinding ketika melihat sekelebat kanopi dari Masjidil Nabawi yang terkenal itu. Dan ternyata letaknya tidak jauh dari hotel saya!
OMG! I only see it on picture, magazine, internet, or instagram! Now the scenery is in front of me!
Sayang, kami tidak langsung diajak ke masjid. Karena saatnya istirahat di hotel, Madinah Movenpick Hotel, sebelum besok melakukan ibadah di Masjidil Nabawi.
Baca informasi lain tentang Umroh di sini:

4 Replies to “Umroh | Part 1”

  1. Alhamdulillah Mas Dani. Semoga diberikan kesehatan dan rezeki supaya bisa segera ke tanah suci yaaa. Amien 🙂

    Tau tuh dia gak jelas. Kita udah parno takut gak dibolehin foto-foto di bandara. Foto selfie-nya di HP adekku. Seru sih. Muka nyengir hepi gitu hahahaha

  2. Iyaaa dia mau ikutan eksis. Tapi emang orang Indo tuh terkenal selfie-nya ya. Pas aku selfie dimana gitu, orang Arabnya sambil lewat melengos bilang, "selfie……" pake nada males hehehehe.

    Iyaaa. Antara nyesel gak nyesel sih. Nyesel jadi gak ada bukti yang bisa diliat-liat lagi. Tapi gak nyesel juga, gak terlalu sibuk sama gadget hehehe.

    Insya Allah bisa kesana juga ya Winda 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *