Akhirnya ke Dokter THT Juga

Sabtu pagi saya terbangun sendiri karena suami sedang menginap di rumah mamanya untuk suatu urusan. Seperti biasa kalau tidak ada suami saya pasti sulit tidur karena lampu harus dinyalakan. Entah kenapa sejak menikah saya gak berani mematikan lampu untuk tidur sendiri. Otomatis tidur dalam kondisi seperti ini tidak enak, tapi saya paksakan daripada stres gak bisa tidur.

via GIPHY

Saya masih ingat posisi tidur sedang menghadap ke kiri. Namun dari hidung terasa seperti ada ingus cair yang saya pikir adalah ingus akibat pilek yang tidak berhenti sejak seminggu sebelumnya. Karena takut ingusnya meluncur ke kasur, jadi saya tutup lubang hidung sebelah kiri dengan ditekan pelan-pelan. Saat itu hidung memang masih sedikit mampet, jadi wajar saya sering menghirupkan nafas.

Pas saya cek di jari yang saya pakai untuk menutup hidung sebelah kiri ternyata ada noda warna kemerahan. Ini bukan pertama kalinya saya mengalami hal ini. Beberapa bulan sebelumnya saya pernah pegang hidung dengan cara yang sama lalu ternyata memang ada darah di dalamnya. Tapi berbeda dengan sebelumnya, kali ini tidak dalam waktu yang lama saya reflek menadahkan tangan di bawah hidung karena terasa ada cairan yang mau keluar.

Dan ternyata saya mimisan.

Dengan panik saya langsung jalan ke kamar mandi dan mencuci hidung saya. Darah masih keluar sedikit, lalu saya segera tutup hidung dengan tissue karena khawatir darahnya tidak mau berhenti. Untungnya setelah itu darah hanya keluar sedikit dan sepertinya itu adalah sisa-sisa darah yang ada di lubang hidung.

Karena takut kenapa-napa saya langsung hubungi suami bahkan kasih lihat foto ketika hidung saya lagi berdarah-darah. Iyaaa, saya foto karena saya mau tunjukkin ke suami biar dia lihat sendiri ini kondisi yang parah atau tidak. Suami pun hanya berkomentar supaya saya istirahat karena katanya kemungkinan saya kena panas dalam.

Baca juga: Larutan Cap Kaki Tiga Untuk Atasi Panas Dalam

Sebagai orang yang parnoan, saya pun membaca beberapa info di internet soal masalah ini. Penyebabnya macam-macam ternyata, dari yang biasa saja sampai yang parah. Gara-gara itulah saya langsung reflek daftar ke rumah sakit untuk bikin janji dengan dokter THT. Rencananya ke dokter THT ini juga sekalian mengecek kondisi vertigo saya yang sesekali suka muncul dan juga batuk pilek yang sudah 2 mingguan masih ada.

Ngomong-ngomong ini pertama kalinya saya ke dokter THT. Jujur semakin tua saya semakin takut untuk berhubungan dengan dokter. Padahal dulu mau dicabut giginya, mau dicabut kukunya (saya pernah kejepit pintu), dan segalanya itu biasa aja. Sekarang mau ambil darah aja suka deg-degan hahaha.

Akhirnya di Hari Senin kemarin saya langsung datang ke dokter THT. Untungnya pasiennya cuma dua, satu sebelum saya dan saya doang. Jadi proses nunggunya gak lama.

Saat masuk langsung cerita soal kronologisnya. Lalu dokter pun ngajak saya untuk periksa di kursinya untuk melakukan endoskopi. Jadi kursi dokter THT ini mirip kayak dokter gigi. Cuma bedanya gak ada lampu di atasnya, melainkan lampu ada di alat yang dia pegang untuk ngecek hidung dan tenggorokan. Di alat ini juga ada kameranya, jadi di sebelahnya ada monitor buat dokter untuk lihat.

dokter tht
Foto dari Instastory Suami

Pertama-tama saya diminta cek bagian mulut. Jadi alat itu masuk sampai ke dekat tenggorokan. Waktu itu sih saya takut, tapi ternyata gak terlalu sakit. Cuma pas udah masuk hidung, ya ampun rasanya gak nyaman banget. Sampai saya meneteskan air mata dan narik-narik ujung jas dokternya. Hiksss… Si dokter pun sampai ngomong maaf dan bilang sedikit lagi ya :'(

Syukurlah menurut dokter hasilnya gak ada masalah. Tidak ada polip atau tumor di hidung. Di hidung kiri katanya memang bengkok tulangnya, tapi gak masalah. Tapi katanya kalau mau cek darah akan dibuatkan rekomendasinya. Lalu soal vertigo juga sempat saya tanyakan. Dokter pun mengajak untuk cek di sebuah tempat tidur. Jadi saya duduk di ujung kasur. Dokter memegang kepala dan badan saya karena akan mengajak saya rebahan lalu bangun lagi. Setiap kali rebahan dan bangun dokter meminta untuk saya tidak memejamkan mata. Sepertinya dokter mau lihat pergerakan mata sama seperti waktu dulu saya masuk IGD karena vertigo.

Baca juga: Drama Vertigo Berujung di IGD

Lagi-lagi dokter menyatakan kalau tidak ada masalah. Sepertinya vertigo ini terjadi karena lelah bekerja atau seharian di depan komputer. Maka dokter pun menyarankan saya untuk cek ke dokter mata juga.

Pulang dari rumah sakit saya menjadi sedikit lega, karena tidak ada masalah apa-apa. Kayaknya memang udah harus diatur nih waktu bekerja di laptop atau smartphone-nya supaya tidak ada penyakit lagi. Plus saya rekues sama suami untuk dibeliin kursi kerja baru karena kursi yang sekarang gak nyaman banget buat kerja. Hahaha. Semoga segera dibeliin ya 😀

9 Replies to “Akhirnya ke Dokter THT Juga”

  1. Hai Mbak Lia, kayanya saya perlu ke THT juga nih krn akhir2 ini langit2 mulut gatal. Berimbas jg ke hidung yg gatal dan lama2 bersin mulu (pdhal ga flu). Tp persoalannya jg takut nih ke THT haha aplg pas baca dimasukkin alat ke hidung.. tp mau ga mau hrs cek sih.. hehehe. Terima kasih ya Mbak atas sharingnya.. ???

  2. Semoga lekas sembuh ya mbak lia. Kalau saya jadi mbak mungkin juga sama paniknya. Nggak kejedot atau apa, tiba-tiba mimisan sendiri.

    Alhamdulillah kalau kata dokter semuanya normal. 🙂

  3. memang agak serem kalo mimisan itu ya mba.. aku lgs keinget ama gejala salah satu penyakit berat jg soalnya… pas anak2ku mimisan, itu aja jujurnya udah dag dig dug bangetttt… tp alhamdulillah pas dicek ternyata cuma panas dalam.. kalo diinget2, pas aku sd juga bbrp kali mimisan.. tp seingetku ga prnh dibawa ke dokter sih.. untungnya gedean, mimisannya ga kumat2 lg sampe skr

  4. Liii sehat sehat yaa! emang umur-umur kita gini kudu jaga kesehatan banget deh hiks, suka ga berasa tau2 tepar >.<

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *