Sedikit flashback tulisan lama saya di tahun 2015 tentang kepesimisan banyak orang terhadap transportasi umum di Jakarta. Yang mau baca silahkan baca tulisan “Ngomongin Transportasi Umum di Jakarta” ya!
Saya yang dulunya malas naik angkutan umum di Jakarta, gak nyangka malah sudah satu tahun belakangan ini sukses beralih ke transportasi umum. Saya sudah hampir tidak pernah bawa kendaraan sendiri kalau kemana-mana (kecuali pergi sama keluarga atau suami).
TRANSPORTASI UMUM SEKARANG SUDAH BANYAK BERUBAH!
Tau gak alasannya kenapa saya akhirnya malah lebih suka naik bus atau kereta dibanding naik mobil atau motor sendiri? Alasan utamanya adalah transportasi umum di Jakarta itu udah berubah pesat, guys!
Gak percaya? Nih saya kasih tau ya satu-satu:
- Bus Transjakarta itu sekarang punya layar tanda waktu kedatangan bus di setiap haltenya. Kalau mau lebih canggih lagi bisa download aplikasi Trafi yang bisa menunjukkan rute sekaligus tahu posisi bus berada dimana secara real time! Canggih kan! Pokoknya slogan #KiniLebihBaik pas banget deh buat Transjakarta.
- Commuter Line sekarang sudah makin bagus karena banyak stasiun direnovasi dengan gaya yang lebih simpel modern. Di beberapa stasiun malah udah ada tempat makan atau kafe, jadi nunggu kereta bisa sambil isi perut dulu.
- Sudah banyak transportasi khusus yang mempermudah kita ke bandara, seperti bus premium yang mengantar langsung ke bandara Soekarno-Hatta. Kalau di Kelapa Gading ada tuh busnya yang rutenya itu Mall Kelapa Gading – Soekarno-Hatta. Harganya juga cuma Rp 40.000,-an. Belum lagi yang terbaru yaitu kereta bandara. Sekarang gak perlu bawa kendaraan pribadi lagi ke bandara. Oh iya bus premium ini juga ada lho yang akses ke perumahan-perumahaan tertentu.
Selain transportasi umum di atas, kita sebagai warga Jakarta juga lagi menunggu-menunggu nih diluncurkannya transportasi umum terbaru yaitu MRT dan LRT. Mungkin dalam waktu 1-2 tahun ke depan kota Jakarta akan semakin lengkap dan beragam ya pilihan sistem transportasi umumnya.
Selain pembenahan di masing-masing transportasi umum, Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek juga menerapkan beberapa peraturan yang diharapkan akan membuat masyarakat beralih ke transportasi umum.
Peraturan-peraturan tersebut antara lain:
- Pengaturan jam operasional angkutan barang dimana angkutan barang hanya diperbolehkan melintas pada jam-jam tertentu saja.
- Pengaturan kendaraan pribadi dengan sistem ganjil-genap (dulu sempat ada program 3 in 1) di area tertentu dan juga di ruas jalan tol.
- Prioritas lajur khusus angkutan umum pada Bekasi Timur arah Jakarta dan bus Transjabodetabek Premium.
Ternyata peraturan-peraturan ini lumayan membuahkan hasil lho. Berdasarkan data lalu lintas penanganan kemacetan tol Jakarta-Cikampek, berkat penerapan peraturan ganjil genap telah terjadi perubahan pola masyarakat dalam melakukan perjalanan.
Perubahannya itu ditunjukkan dengan perubahan waktu perjalanan, perubahan rute perjalanan, dan juga adanya masyarakat yang mulai beralih ke transportasi umum. Hal ini akhirnya mengurai kepadatan pada suatu tempat dalam suatu waktu.
Buat yang sering merasa kesal dengan peraturan ganjil genap, jangan ngamuk-ngamuk dulu. Di acara cafe talk bersama BPTJ x Kamadigital pada Hari Senin, 16 April 2018 lalu saya dan peserta lain banyak berbincang-bincang dengan bapak-bapak dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengenai kemacetan yang terjadi di Jakarta.
Menurut BPTJ, pemilihan ruas yang dikenakan peraturan ganjil-genap dilakukan berdasarkan data dan riset jumlah perbandingan kendaraan yang melintas dengan kapasitas jalanan. Perbandingannya adalah harus 1 : 0,8. Jika melebihi itu maka jalanan akan menjadi padat.
Jadi area-area yang terpilih kena peraturan ganjil-genap itu memang secara rasio sudah tidak wajar kemacetannya. Sehingga perlu dilakukan perubahan.
MENGAPA BERALIH KE TRANSPORTASI UMUM?
Buat yang masih ragu beralih ke transportasi umum, sebenarnya alasan kalian apa sih? Apakah masih ada pertimbangan yang besar sehingga masih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi?
Kalau saya sendiri merasakan banyak keuntungan dengan menggunakan transportasi umum, antara lain:
- Lebih hemat uang. Bayangkan hanya dengan uang Rp 3.500,- saja kita bisa pergi kemana saja sesuai rute bus Transjakarta. Sekarang coba aja deh bikin perbandingan ekonomis penggunaan kendaraan umum dan kendaraan pribadi versi kamu. Coba cek mana yang lebih hemat biaya?
- Lebih hemat waktu karena sebagian besar transportasi umum punya jalur sendiri. Jadi kita bisa dadah-dadah tuh sama mobil yang kena macet.
- Berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan karena tidak ikut menyumbang polusi yang berasal dari kendaraan pribadi.
- Sekarang rata-rata transportasi umum di Jakarta sudah bagus dan nyaman. Wanita, anak-anak, dan orang tua juga diprioritaskan.
- Bisa juga jadi olahraga. Karena sudah pasti banyak jalan dan bisa juga terpaksa lari karena ngejar-ngejar bus hehehe.
Tentunya juga transportasi umum sekarang masih banyak kekurangan kok. Cuma atas alasan menggunakan transportasi umum di atas, pada akhirnya saya selalu bisa memaklumi kekurangan-kekurangan tersebut.
Misalnya untuk soal keamanan, saya selalu menerapkan sifat waspada dimanapun kapanpun. Jika tidak perlu-perlu banget, barang-barang berharga dimasukkan ke dalam tas dan ditaruh paling dalam. Jangan juga menggunakan pakaian atau perhiasan yang mencolok.
Saya kurang setuju mendengarkan musik atau menonton dari hp saat berada di jalan. Itu akan menghilangkan konsentrasi kita. Lebih baik sesekali browsing internet saja, agar tetap awas dengan sekitar.
Ada juga kekurangan dari segi kenyamanan pribadi khususnya soal keringat dan bau asap pada baju yang mungkin kena selama perjalanan. Saya selalu mengakali dengan menggunakan jaket untuk perjalanan, nanti sesampainya di lokasi tujuan baru dibuka. Atau kalau gampang berkeringat bisa juga selalu menyiapkan handuk kecil, baju ganti, dan tentunya parfum 🙂
Trus kalo naik kendaraan umum pakai makeup apa engga sih?
Saya sih tetap pakai makeup kok saat naik kendaraan umum. Hampir di setiap event itu saya naik kendaraan umum lho. Kelihatan lecek gak? Engga kan 🙂
Jadi biasanya saya pilih makeup yang tahan minyak dan tidak cepat luntur (mau dibikinin makeup tutorial pas naik kendaraan umum gaaak?). Siapkan juga facial mist biar wajah jadi lebih segar. Tapi kalau masih sempat pakai makeup saat di lokasi tujuan sih gapapa. Yang penting pakai gak pakai makeup harus pakai sunscreen.
Biasanya peralatan “perang” saya kalau mau naik kendaraan umum itu:
- Jaket berhoodie (biar rambut tertutup)
- Penutup kepala jika tidak ada jaket berhoodie
- Masker
- Kaus kaki dan sarung tangan supaya tidak belang
- Baju ganti atau handuk
- Parfum
- Payung
- Makeup untuk touch up
Gimana? Gak susah kan? Saya sih mending bawa barang-barang tadi dan sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu dibandingkan harus stres menghadapi macet setiap harinya.
Ke depannya BPTJ juga berjanji akan terus memperbaiki transportasi umum yang sudah ada dan juga selalu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Sejauh ini cita-cita saya adalah Jakarta punya stasiun atau halte yang menyediakan tempat parkir mobil, motor, atau sepeda agar akses ke stasiun atau halte dari rumah bisa lebih mudah. Atau juga bisa dibuat area yang berbasiskan Transit Oriented Development, yaitu konsep pembangunan yang memudahkan kita akses dari tempat tinggal ke transportasi umum hanya dengan berjalan kaki.
Lalu saya juga berharap proses pembangunan trotoar yang pedesterian-friendly segera selesai dan mencakup semua wilayah.
Kalau kayak gini mah, saya gak pesimis lagi sama Kota Jakarta. Ternyata Jakarta juga bisa keren dan asik dikunjungi layaknya kota-kota besar lainnya. Setuju?
Insyallah aku siap.. 🙂
Yeiiiy Mbak Oline! Welcome to the club ???
Saya kadang mengguankan transajakarta klo lokasinya di jangkau oleh busnya,.
Yesss, bagus itu 🙂
pastinya siap dong
Yeiy!
Kalau pas balik nanti ya lebih memilih kendaraan umum sih daripada bawa kendaraan sendiri. Disini sudah terbiasa susah mbak..kemana-mana pake sepeda dan transportasi umum. Karena parkir mobil sejamnya mahal banget.
Nah itu dia, Mbak. Di Jakarta juga menurutku biaya punya mobil juga lumayan besar. Bensin otomatis kan boros karena kena macet. Parkir pun juga sekarang mahal, walaupun mungkin belum semahal di luar negeri.