Dalam menghadapi pernikahan saya sebenarnya ingin menghadapinya dengan santai. Bisa sih, tapi santainya itu saat sebelum lamaran doang. Gak deg-degan, cuek aja, dan gak heboh sendiri.
Setelahnya? Stres maksimal sampai kulit wajah saya berubah drastis. Kalau lihat foto pas lamaran itu mulus dan gampang didandanin sendiri (iya lho saya makeup sendiri biar ngirit :P). Begitu mulai memasuki H-2 bulan pernikahan, jeng-jeng jerawat pun bermunculan sampai sekarang :'(
Kali ini gak mau ceritain kondisi wajah yang masih belum pulih. Saya mau cerita kalau salah satu efek dari sibuk dan stresnya saya saat menikah adalah tidak mempersiapkan honeymoon. Padahal ya, seharusnya momen honeymoon itu udah direncanakan sejak lama, karena itulah hadiah terindah buat pasangan pengantin baru.
Ehhhh, jangan jorok pikirannya. Maksudnya hadiah terindah adalah, kapan lagi bisa pergi berduaan sama suami tanpa dilarang orang tua, plus bisa liburan pake cuti nikah yang sudah pasti gak bakalan diganggu kerjaan? Ya kaaaan? 😀
Lagian honeymoon itu juga bisa dijadikan ajang relaksasi diri setelah stres mengurus pernikahan yang cukup menguras emosi dan tenaga itu. Ya, itung-itung sebagai hadiah buat diri sendiri dan pasangan ya.
Balik lagi ke soal honeymoon-nya saya dan suami, sampai H-7 acara nikahan kami belum punya rencana mau kemana. Alasannya banyak, dimulai dari gak sempet mikirin (karena mikirin kawinan itu udah pusing, kawan!) sampe budgetnya yang tipis.
Tapi setelah dipikir-pikir lagi kok sayang ya kalo gak sampe honeymoon juga. Kan cutinya juga ada (walaupun dikit). Akhirnya kami kepikiran untuk pergi ke Yogyakarta. Sebenarnya kami kepengennya ke Malang. Pertama, kami belum pernah ke Malang. Kedua, semua orang bilang Malang bagus. Balik lagi pas lihat waktu, budget, dan juga tenaga yang pastinya sudah habis, kita pilih pergi ke Yogyakarta aja.
PERDANA NAIK KERETA API DAN KE GAMBIR
Jadi kami berangkat ke Yogyakarta tanggal 1 November malam karena ingin mencoba naik kereta api. Kami pesan tiketnya pun secara online, sama seperti memesan tiket pulang dan memesan kamar hotel.
Sangking bersemangatnya saya pun ingin naik ke peron di Stasiun Gambir 2 jam sebelum keberangkatan. Sampai ditegur oleh petugas karcisnya, kalau baru boleh naik ke atas 1 jam sebelum keberangkatan. Akhirnya waktu kosong kami pakai untuk beli cemilan dan foto-foto.
Persis 1 jam sebelum berangkat saya pun mencoba masuk lagi. Dan kali ini boleh menunggu kereta di atas. Seneng deh, soalnya ini pertama kalinya saya naik kereta ke luar kota. Dari atas kita bisa lihat lalu lalang commuter line serta kereta api untuk luar kota lainnya.
Untuk perjalanan ke Yogya ini kami memesan tiket kereta api Taksaka Malam (eksekutif) dengan harga Rp 290.000,- (dibeli dalam jangka waktu kurang dari 1 minggu sebelum perjalanan). Kereta datang tepat waktu. Kondisi kereta menurut saya sudah agak tua.
Saya juga salah pilih tempat, karena dapat duduk kedua dari belakang. Begitu masuk tercium bau toilet. Untungnya bau tersebut tidak berlangsung lama tercium setelah kami duduk (apa mungkin udah terbiasa ya? hahaha).
Walaupun sudah tua, pelayanan kereta menurut saya cukup baik. Kami diberikan bantal dan juga selimut. Selimutnya juga wangi sekali. Di sisi bawah jendela ada dua stop kontak yang bisa kita pakai untuk mencharge handphone.
Perjalanan memakan waktu sekitar 7 lebih jam perjalanan. Namun tidak terlalu terasa karena kami selingi dengan waktu tidur. Namun kekurangan dari kereta malam adalah kita tidak bisa melihat pemandangan di luar.
Soal AC, menurut saya kondisi kereta Taksaka Malam ini cukup baik. Ada beberapa momen memang terasa sedikit panas, tapi karena kondisinya juga malam, saya merasa tidak menyesal sudah menggunakan sweater dan kaos kaki.
MENGGERET KOPER SAMPAI KE HOTEL
“Pulang ke kotamu… Ada setangkup haru dalam rindu…”
Itulah sebait lirik lagu Yogyakarta (dinyanyikan oleh Kla Project) yang terdengar setelah sang masinis mengucapkan selamat datang di Kota Yogyakarta. Duuuuuh, hati ini rasanya deg-deg serrrr deh dengernya. Romantis deh pak masinis hihihihihi.
Akhirnya saya dan suami sampai juga di Yogyakarta dimana perjalanan perdana kami berdua dimulai. Yes, kami belum pernah pergi liburan berdua saja sebelum menikah. Jadi honeymoon ini membuat saya excited sekali.
Tapi ternyata kami belum boleh seneng dulu. Karena kami sampai Stasiun Yogyakarta pada pukul 04.20 pagi. Dan langitpun masih gelap. Sedangkan kami baru bisa check in di hotel jam 1 siang, plus motor pinjaman teman suami baru bisa diambil jam 8 pagi.
Tanpa banyak pikir, kami pun pergi keluar stasiun untuk mencari masjid terlebih dahulu. Setelah Subuh, kami pun menanyakan lokasi hotel yang berada dekat dengan landmark kota Yogya, yaitu Tugu Yogya.
Di sini saya merasa bersalah sama suami, karena melihat jarak di peta, rasanya jalan kaki dari stasiun ke hotel terasa dekat. Nyatanya kami harus jalan kaki sekitar 30 menit sambil menggeret koper sampai ke hotel.
Begitu sampai hotel, kami langsung disapa ramah oleh petugas hotel Favehotel Kotabaru. Karena early check in akan dikenakan biaya sekitar 50%, jadi kami hanya menitipkan koper saja. Rencananya kami akan ke daerah dekat Maliobor0 untuk mengambil sepeda motor teman yang akan dipijamkan.
Tapi sebelum itu, kami sarapan dulu di The House of Raminten.
SARAPAN DI THE HOUSE OF RAMINTEN
Lokasi restauran yang 24 jam buka ini dekat sekali dari hotel kami. Hanya perlu jalan 5-10 menit, kami sudah sampai di tujuan.
Suasana pada hari itu masih sepi. Wajar aja, waktu itu pukul 7 pagi. Dan kami agak serem sama suasananya yang sedikit gelap dan dihiasi banyak patung-patung. Di bagian depan restauran ada beberapa kursi duduk yang sepertinya sebagai kursi tunggu sebelum diantarkan ke meja makan.
Kami langsung masuk ketika diarahkan oleh salah satu pelayannya. Dan ternyata memang benar harga menu di sini cukup terjangkau. Saya pun langsung ngiler pengen pesen ini itu. Tapi jadi buyar ketika sang pelayan memberi tahu kalau menu pada jam segitu hanya tersedia nasi goreng. Duh!
Saya pesan nasi goreng teri dan suami pesan nasi goreng telur (masing-masing harganya Rp 17.000,-). Sambil ditemani teh manis hangat ( Rp 3.000,-) kami berusaha menelan nasi goreng yang rasanya kurang enak itu. Rasanya yaaahh, gimana yah. Gak sesuai saja dengan selera kami. Tapi kami berusaha habiskan supaya perut tidak kosong.
Sebenarnya saya pengen kembali lagi ke sini. Karena katanya ada beberapa menu yang enak. Sayang sekali sampai kami pulang kembali ke Jakarta belum bisa ke The House of Raminten lagi.
WISATA DALAM KOTA YOGYA
Setelah sarapan, saya ajak lagi suami jalan kaki mengelilingi Kota Yogya. Dimulai dari Tugu Yogya, lalu turun ke selatan untuk menyusuri Jalan Malioboro. Hihihi, kasian deh si bapak suami yang hampir gak pernah jalan kaki jadi ngos-ngosan saya ajak jalan kaki berkilo-kilo di Yogya.
Dari Malioboro pun kami pergi ke kantor teman untuk mengambil motor.
Setelah mengambil motor, teman menyarankan untuk pergi keliling kota Yogya saja dulu, sambil menunggu waktu check in. Akhirnya kami memilih untuk pergi ke museum Benteng Vredeburg yang terletak di akhir jalan Malioboro untuk menghabiskan waktu.
Sebenarnya saya jarang pergi ke museum. Alasannya karena kurang menikmati suasana museum yang agak membosankan. Padahal kalau saya bisa mendengarkan informasi seperti kalau membaca cerita Leija pergi ke museum, pasti saya akan senang sekali.
Mungkin memang seharusnya saat pergi ke museum harus sewa tour guide kali ya, karena kalau cuma dikasih pamflet doang saya malas baca. 😛
Jadi mohon maaf, saya gak bisa cerita apa-apa tentang benteng yang harga tiket masuknya hanya Rp 2.000,- saja. Silahkan nikmati saja beberapa potret yang saya ambil di museum ini 😀
Itulah perjalanan hari pertama saya di Yogya. Setelah dari museum kami balik ke hotel dan beristirahat. Malamnya kami hanya pergi makan di sekitar hotel karena sudah gempor jalan sambil bawa koper. Hahahaha.
Di cerita selanjutnya saya akan bercerita tentang hotel yang kami tempati selama dua malam ya. Ditunggu ceritanya 🙂
PS: Tonton juga vlog kami tentang cerita 2 bulan menikah di YouTube Channel Lia Harahap yaaa!
https://www.youtube.com/watch?v=EBgTndQCr7w
Bener juga ya, honeymoon emang lumayan penting. Aku dulu ga sempet ngalamin honeymoon. Masalah utamanya sih karena dana. Jangankan buat honeymoon dah. Kami sama-sama masih kuliah dan ga ada yg ngasih kado tiket hanimun. Hihihi. Abis itu LDRan selama 5 tahun pula
Tapi sekarang mau jalan-jalan kemana-mana udah enak kan ya, Mbak 🙂 Ini juga sebenernya terbatas. Tapi kita aja yang maksain biar ngerasain liburan hihihihi.
Yay! Akhirnya sampai ke Jogja juga ya Lia hahaha seru banget sih liat vlognya… Anyway, happy anniversary ya Lia, semoga langgeng dunia akherat. I am happy for you!
Makasi Puuut :*. Iya nih. Akhirnya naik kereta juga ke Yogya hahahaha 😀 aku juga suka nonton vlogmu;)
Aku belum pernah naik kereta malam, terjauh ya ke Bandung. Kayaknya seru juga ya. Terus Yogya memang ngangenin karena serba murah, hehehe.
Ke Bandung aku malah belum pernah. Katanya bagus ya pemandangannya? 😀
Aku ke raminten pas malem rame banget sampe waiting list, untung makanan yang ku pesan lumayan enak, hehe.
Suer, itu jauh banget jalan kakinya.. kalian luar biasaaa
Jauh bangetttt. Untung pagi-pagi. Jadi gak berasa panas. Aku jadi merasa bersalah sama pak suami. Mana ditambah lagi jalan lagi abis dari hotel >•<
honeymoon emang selalu jadi the best vacation. gua sampe sekarang juga masih inget honeymoon kita. rasanya itu liburan paling relaxing. hahaha
Wahhh. Kemana itu? 😀
wihh selamat ya mba, beralih ke vlog nih sekarang hehehe
Heiyaaaa, hari pertamanya aja udh seru gini ya Mbak. Asyiknya yg honeymoon, saya gak honeymoon huhuhuh. Pak Suami bukan tipe yg doyan traveling sih. Lah besoknya setelah nikah aja udh mau masuk kantor tp saya larang dan untungnya nurut, wkwkkkwkk
Suami saya juga sebenernya gak doyan traveling. Cuma ini karena pertama kali aja jalan berdua. Jadi dipaksain. Hehehehe.
Walah, jadinya gak kemana-mana, Mbak? 😀
Aku kangen naik kereta, dah lama banget ngak menjajal kereta lagi
Ayo kak, naik kereta lagiii
Aku dulu pas br nikah honeymoonnya malah telat mbak.. 8 bln kmudian br bisa pergi :p.
Itu raminten, trakhir aku ksana menu yg aku pesen sih lumaya yaa.. Bukan nasi goreng tapi.. Es krm ama kue gitu… Murahnya jg kebangetan di sana. Tp aku memang g coba makanan berat.. Jd g tau jg rasanya..
Iya nih, padahal banyak yang rekomen Raminten. Kok pas aku cobain malah zonk :'(
Congratulation dulu ya kak, udah petjah telor #eh..
Ke jogja ga sempat lihat cabaret show ga kak? Di kawasan malioboro?
Kabaret dimanaaaa? Aku gak liattt :'(
Honeymoon sama mbak, saya juga ke Yogya dulu. Seru deh cuma berdua, malah belum kepikiran pesen hotel hihi
Terus gimana, Mbak. Akhirnya nginepnya dimana? Hehehehe 😀
Baca ini jadi ingat udah lama banget nggak ke Jogja, terakhir November 2013 lalu. Padahal kalo pulkam dari rumah ke Jogja cuma sejam naik kereta. Jadi kangen Jogja deh, huhuhu.
Kampungnya dimana, Mbak?
kangeen Jogjaa
yukkk trip ke Yogyaaaa
Seru ya mba, jadi pengen muter-muter yogya lagi, kota yang selalu bikin kangen ^_^
Pas kesana memang suasanya enak banget. Aku jadi pengen suatu saat balik lagi 🙂
aku rindu kembali ke jogja, jalan2 di malioboro
Malioboro memang ngangenin yaaa 🙂
aku mauuu ngikutinn ah mau mau mau.. di anniversary ke enam tahun ini
Wahhhh udah 6 tahun aja. Selamat ya, Mak. Awet selalu dan berbahagia selama-lamanya 🙂
Sekarang naik kereta aturannya banyak, ya. Saya baru tau kalau belum boleh naik ke atas kalau belum 1 jam sebelum keberangkatan. Trus ada pemeriksaan KTP juga, kan? Tapi, ya mungkin tujuannya supaya semakin tertib dan nyaman, ya ^_^
Iya, Mbak. Kemarin sih gak boleh. Mungkin takut penuh kali ya di peronnya. Iya, KTP juga harus dicek.
Wah… honeymoon ya, kayaknya seru juga.
Aku ntar honeymoon juga ah.
Tapi mau nyari pacarnya dulu. Ahahaha…
Semangat cari pacarnyaaa 🙂
Wah..sudah honeymoonan..congrat ya..hihi
huhu, selamat yaa.. aku 2 hari abis kawinan langsung cuss liburan. sebenernya tanggal acara mengikuti jadwal liburan sih. hahahaha. *ketahuan parahnya.
Hahahaha, sama aku juga. Abisnya butuh liburan banget. Hihihihi