Tidak selamanya teknologi dan gadget itu berdampak buruk bagi manusia. Pada dasarnya teknologi diciptakan untuk membantu manusia dalam menjalani kehidupan. Bahkan dengan adanya teknologi, dapat menciptakan pergeseran kehidupan sosial seorang manusia menjadi lebih baik.
Lalu apa sih salah satu teknologi yang belakangan sedang ramai diperbincangkan ini? Apalagi kalau bukan Go-Jek.
Photo Source | edited by Blog Author |
Belakangan saya banyak mendengar cerita baik dari narasumber langsung ataupun tidak langsung bagaimana Go-Jek mempengaruhi kehidupan si pengendara Go-Jek dan juga si pengguna Go-Jek. Baik si pengedara Go-Jek yang mendapatkan penghasilan yang mencukupi bahkan cenderung fantastis, atau si pengguna yang merasa mobilitasnya di ibu kota yang super macet ini menjadi lebih mudah.
Saya sendiri merupakan pengguna baru Go-Jek. Sejak mencoba fitur Go Food pada aplikasi Go-Jek yang dipesan oleh teman saya, saya langsung mengunduh aplikasinya di Google Playstore. Bahkan teman-teman kantor langsung ramai membagikan kode vouchernya agar saya mendapatkan kredit sebesar IDR 50.000,- dan si pemilik kode akan mendapatkan nilai yang sama ketika saya menggunakan aplikasi Gojek ini.
Dan kemarin saat pulang buka puasa di dekat kantor, akhirnya saya mencoba juga aplikasi Go-Jek sendiri. Saya sengaja menunggu jam 7 malam, supaya mendapatkan promo pembayaran hanya IDR 10.000,- saja untuk pergi kemana saja. Promo ini berlaku sampai tanggal 17 Juli ini lho!
Ternyata saat saya memesan pun sangat mudah. Hanya tinggal memasukkan lokasi penjemputan, dan juga memasukkan lokasi tujuan. Setelah itu kita tinggal tunggu notifikasi kalau sudah mendapatkan supir Go-Jek. Ketika sudah dapat, biasanya sang supir menghubungi kita untuk konfirmasi lokasi kita. Atau kalau kita sendiri tidak sabar, bisa juga menghubungi si supirnya kok.
Walaupun Go-Jek mencantumkan nama dan foto si supir, terkadang sulit juga mengenali supir saat malam hari. Seandainya nanti Go-Jek juga menambahkan informasi nomor plat polisi motor milik supir, seperti “aplikasi sebelah”, pasti akan tambah keren!
Saat saya sudah dijemput, sang supir langsung menawarkan masker. Sayangnya kemarin saya tidak ditawari penutup kepala. Dan keluhan kita bisa diberikan saat kita sudah sampai tujuan kok. Hal ini supaya dapat memberi masukan kepada Go-Jek mengenai pelayanan yang diberikan.
Akhirnya saya sampai rumah dengan selamat, tanpa gelap-gelapan, tanpa kelamaan nunggu angkot, dan juga tanpa jalan kaki jauh. Dan lebih asyiknya lagi, saya cuma bayar IDR 10.000,- yang dibayarkan dari Go-Jek Kredit. Alias tidak mengeluarkan uang sepeser pun! Cihuyyy 🙂
Maju terus Go-Jek!
Candid! |
Ps: Semoga pemerintah bisa segera mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran kekerasan terhadap para armada Go-Jek.
gojek ini lagi beken banget ya di jakarta… semua seneng pake jasanya gojek ya 🙂
Iya bangettt Mas Arman. Sayangnya pengguna dan pengemudi Go-Jek masih merasa gak aman, karena masih ada pihak yang bertindak anarkis. Semoga pemerintah bisa bantu selesaikan masalahnya 🙁
Wahh enak ya tarifnya flat.. gak perlu buru2 order sebelum jam 4 🙂
gojek emang keren yaaa li…
gooo goo… go -jek..!
Tapi belakangan ini aku order kok sering gak dapet ya huhuhu, udah makin populer sihh yaaa
Kerennnn Windaaaa. Kamu udah pernah naik? 😀
Iya, Mbak. Kali ini gak perlu nunggu lagi. Go-Jek keren deeeh 🙂
Kemarin aku juga nunggu 30 menit buat order. Kayaknya harus semakin diperbanyak ya armadanya. Sayang aku ga bisa naik motor #lhooo? 😀
tukang ojek langgananku jg ikutan GO-Jek… dan dia blg seneng penghasilannya jadi naik ^_^
Wahhhh kerennn. Alhamdulillah jadi tambah rezekinya ya 🙂