Kemarin saya terlibat pembicaraan dengan rekan senior di kantor. Awalnya karena ngobrol tentang kerjaan, entah kenapa akhirnya merembet soal kualitas penyembuhan di Indonesia. Beliau bercerita bahwa ibunya sampai 2 kali nyaris meninggal (karena jantungnya dua kali di dua kejadian berbeda detak jantungnya hilang) akibat kesalahan diagnosa.
Kali ini saya tidak ingin membahas soal kualitas medis di Indonesia. Saya ingin bercerita sesuai dengan cerita senior saya bagaimana ia harus berjuang untuk menyembuhkan ibunya sampai ke luar negeri. Saat kejadian, ibunya langsung ditangani oleh tim medis dari Rumah Sakit di Singapura. Pesawat Jet diterbangkan dari negara singa tersebut, plus dokter dan juga susternya. Semua dilakukan agar ibunya kembali sehat seperti sedia kala.
Mendengar cerita Beliau, saya hanya termenung. How lucky she is. She is wealthy. She can fly her mom to the best doctor of the world. Ternyata kesehatan sangat mahal harganya. Beruntungnya bagi siapapun yang memiliki kekayaan dan kemampuan untuk melakukan hal apapun tanpa harus memikirkan apakah uangnya cukup? Bagaimana bisa membayarnya? Siapa yang bisa membayarnya?
Banyak hal yang pasti akan dipikirkan saat hal tersebut terjadi. Saat kita sudah tua, tentu tubuh rentan akan berbagai macam hal penyakit. Bukan kecil probabilitasnya bahwa kita akan bertemu dan akrab dengan penyakit. Satu hal yang dipikirkan, saat kita tua siapa yang akan menanggung semua itu? Anak kita.
How pity they are. Kita yang menciptakan penyakit (karena makan sembarangan, jarang berolahraga, dan hal-hal lainnya yang merugikan namun menyenangkan saat kita muda), namun harus mereka yang menanggungnya.
How tired they are. Seharusnya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Tapi harus menanggung beban untuk merawat orang tuanya yang ‘tidak kenal pantang’ saat muda.
So, what should we do? Pembicaraan kemarin menyadarkan saya, bahwa memang penyakit adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, bahkan ada yang diturunkan dari pendahulunya.
Jadi ucapkan kata-kata ini dalam hati, dan yakinkan bahwa benar adanya dan memang sepatutnya dilakukan:
I don’t wanna be the one who pass the illness to my children and my grandchildren. I wanna be healthy, so they (and I) can live happily.
Agree?
Semoga tulisan ini selalu mengingatkan saya untuk tetap menjaga kesehatan dengan pola makan yang benar dan juga olahraga yang teratur.
Have a healthy life, people!
LIA
View Comments
emang hidup sehat itu gak gampang sih ya, banyak godaannya (makanan enak betebaran dimana2, tipi lebih menarik daripada gym and so on), tapi emang motivasinya musti sehat untuk keluarga, jadi kita yg ngejalanin ngga angot2an
haloo Bunny Cat :)
setuju banget. kadang lupa apa yang kita makan bisa efeknya ke keluarga kita.
ayo semangat menjaga kesehatan! :D