Santun Dalam Berkomentar di Sosial Media

Pagi-pagi sempet baca postingan blog dari Andra Alodita yang bikin sedih. Dan ini bukan pertama kalinya Andra menuliskan topik yang sama.
Bullying on Social Media
Saya masih ingat sebelum Andra mengumumkan kehamilannya, ada salah satu foto di Instagram yang menampilkan Andra dan suami sedang berpose. Entah salah angle, salah baju, atau memang Andra sedang hamil (which is kita belom tahu saat foto itu diunggah), jadi terlihat sedikit gemuk dalam foto itu (baca di sini). Dan seperti biasalah haters atau orang yang otaknya usil mengkomentari foto tersebut dengan kata-kata yang cukup menyakitkan.

Sama juga seperti kasus terbaru sang Diva, KD dan anak-anak kandungnya dari mantan suaminya, Anang yaitu Aurel dan Azriel. Karena banyak komentar yang menyudutkan mereka tentang lupa dengan ibu kandungnya, lebih bahagia dengan keluarga baru, dan sebagainya sehingga mereka “terpaksa” menyuarakan isi hati mereka juga di instagram. Walaupun cara defense-nya layaknya abg pada umumnya ya (yaaa memang sesuai sih dengan umur mereka yang emosinya masih labil), tapi saya memaklumi kalau mereka (yang masih muda banget itu) sebenarnya tidak tahan di judge oleh orang-orang yang sebenernya gak tahu kehidupan mereka aslinya seperti apa.
Dan kalau teman-teman suka lihat di kolom komentar beberapa publik figur lainnya, pasti seringlah membaca beberapa komentar yang ditujukan kepada si pemilik akun sosial media dengan kata-kata yang kasar dan cenderung offensive. Apalagi kalau si empunya sosial media adalah publik figur yang kontroversial dan punya banyak “cerita buruk” di dunia hiburan. Duuuuh, langsung heboh deh komentarnya.
Saya sadar bahwa saat ini perkembangan internet yang pesat ternyata gak dibarengi dengan kecerdasan dalam beretika yang baik. Semakin mudahnya mengakses sosial media, semakin mudah juga mengolok-olok seseorang yang bahkan mereka tidak kenal. Bebasnya berekspresi di dunia maya masih disalah gunakan oleh beberapa pihak.
Memang susah untuk mengubah perilaku dan sifat seseorang. Tapi apa salahnya kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Saya sendiri ingin mengajak teman-teman yang membaca tulisan ini untuk dapat berkata santun baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Jika ingin menyampaikan pujian, lakukan dengan tulus. Jika ingin mengkritik, sampaikan dengan sopan. Jika tidak suka, lebih baik diam.
Salam,
Lia

6 Replies to “Santun Dalam Berkomentar di Sosial Media”

  1. Meskipun gak setuju juga dengan para bully dan saya gak akan pernah melakukannya, tapi pendapat yang mengatakan kalau sudah menampilkan diri di muka publik salah satu risikonya adalah mendapatkan orang yang tidak suka dengan kita. Ketika itu terjadi, kita harus kuat. Senada sama Mbak Alo (sok kenal) meskipun awalnya belio bilang jangan gitu amat sih jadi orang bilang risiko pekerjaan, tapi Mbak Alonya kemudian menuliskan dengan sangat baik kalau semuanya balik ke dirinua sendiri. Ke diri kita sendiri. Fokus sama yang baik aja. Don't let the hate comments get into us. Makasih yaaa sudah dishare. Gak follow blognya Mbak Alo tapi kepikiran buat follow deh sekarang.

  2. Hai Mas Dani, setuju. Mbak Andra menyampaikannya dengan baik.

    Dalam hal ini karena kapasitas saya masih sebagai pembaca dan komentator di sosmed, bukan publik figur seperti Beliau (dan sejauh ini Alhamdulillah belum punya haters), jadi saya pengen mengajak yang lain untuk stop bullying on socmed.

    Yuk, mas di follow. Cantik lho si Mbaknya #ehhh 😛

  3. Setuju ama dani. Fokus ama yg baik dan positif. Ngapain komentar negatif yg jumlahnya gak sebanyak yg positif dipikirin? Setiap kali dapet hate komen, gw selalu delete. Beres urusan. 🙂

  4. Gak bisa dihindarin sih pikiran jelek orang lain. Gak usahlah yg public figure. Dlm anggota kelg sendiri ada prasangka buruk suka nongol padahal kita2 gak tau cerita keseluruhannya.
    Tapi berhubung saya lagi sok bijak karena udah tua (apa sih?), saya rasa cukup disimpen sendiri pikirannya. Saya gak mau nambahin derita orang yg dicela2 dan buat diri sendiri anggap aja jaim. Jangan sampai jg orang mengingat kita…oh, ini nih yg doyan cela kanan kiri padahal diri sendiri…errrgh
    *jadi kesimpulannya saya gak mau mencela krn gak pengen dicela… hahahahah*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *