Saya masih ingat di akhir tahun 2015 ngobrol sama ayah saya saat melihat tiang MRT Jakarta yang sedang dibangun. Saat itu hampir sebagian besar dari kita pesimis sama projeknya, namun hati kecil tetap berharap kalau suatu saat nanti bakalan ada MRT di Jakarta layaknya negara-negara tetangga. Dan akhirnya di awal tahun 2019 ini saya bisa merasakan sendiri naik MRT Jakarta 🙂
Setelah gak pernah dapat undangan untuk lihat pembangunan dan juga uji coba untuk media (hahaha siapa saya?), akhirnya saya buru-buru pesan tiket Uji Coba yang berlangsung dari tanggal 12 sampai 24 Maret 2019. Sejak diumumkan pendaftarannya di Instagram MRT, saya langsung book tiketnya melalui Bukalapak. Dapat juga tiket di hari kedua Uji Coba.
Saya janjian sama Tari di depan Plaza UOB, Thamrin. Memang rencananya kami mau naik dari Stasiun MRT Dukuh Atas. Setelah cek informasi, ternyata ada pintu masuk di depan Hotel Holiday Inn Thamrin. Jadi saya yang naik bus Transjakarta turun di Halte Tosari, lalu jalan ke arah Plaza UOB, dan masih lurus terus sampai ketemu pintu masuk Stasiun MRT Dukuh Atas.
Untuk lebih tahu pastinya ada dimana saja lokasi pintu masuk, bisa cek informasi ini ya:
Stasiun MRT Dukuh Atas ini terletak di bawah tanah. Begitu sampai di bawah terasa banget dingin dari AC ruangan. Di lantai ini kita akan melewati pintu untuk tap karcis. Karena ini masih uji coba, jadi kami hanya perlu memperlihatkan tiket online yang sudah dibeli. Di sini saya juga melihat ada area untuk membeli tiket ke petugas. Dan juga disediakan mesin tiket otomatis yang juga masih belum beroperasi.
Selain itu di lantai ini terdapat fasilitas publik seperti toilet, ruangan menyusui, P3K, dan musholla. Sisanya masih kosong, bangku pun belum ada. Mungkin nanti pelan-pelan terisi ya. Mudah-mudahan juga banyak gerai makanan hahahaha.
Dari sini kita bisa turun ke bawah lewat tangga, eskalator, atau elevator (khusus lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas). Pas sampai ke bawah kita langsung bisa melihat sisi kanan dan kiri yang merupakan peron. Perhatikan bagian atas peron untuk melihat destinasi kereta MRT. Stasiun terakhir ada di Bundaran HI dan juga Lebak Bulus. Di antara stasiun tersebut juga terlihat titik-titik pemberhentian stasiun.
Tidak lama menunggu kereta MRT tujuan Lebak Bulus datang. Kami berdua pun langsung masuk.
Kesan pertama saat masuk ke dalam kereta langsung yang kelihatan jelas adalah kursinya yang berwarna biru. Kursinya ini bahannya keras, namun jadi lebih mudah dibersihkan. Bukan tipe keras yang sampai gak nyaman kalau menurut saya. Jadi masih oke. Di bagian atas juga ada pegangan tangan yang jaraknya pas buat saya yang berukuran pendek ini.
Di sisi ujung ada kursi untuk prioritas. Lalu di setiap antar gerbong ada pintu kaca yang bisa dibuka tutup. 1 kereta ini terdiri dari 6 gerbong yang juga aman digunakan untuk penyandang disabilitas.
Kereta yang bernama Ratangga ini menurut saya berjalan cukup cepat. Menurut info kecepatannya maksimal 80km di bawah tanah dan 100km di jalan layang. Sangking cepatnya perjalanan dari Stasiun Bundaran HI sampai Lebak Bulus diprediksi cuma butuh 30 menit saja!
Ngomong-ngomong soal jalan layang, jadi dari mulai Stasiun Sisingamangaraja sampai Lebak Bulus itu kereta berada di jalan layang. Jadi cahaya matahari bisa terlihat dan pastinya bisa melihat pemandangan. Kalian bisa lihat transisi kereta dari bawah tanah ke jalan layang di video ini.
Tips dari saya, jangan lupa lihat pemandangan saat menuju dan dari Stasiun Fatmawati. Kita bisa lihat jalan tol, mobil, gedung-gedung tinggi, dan juga langit yang luas. Sayangnya kemarin tidak sempat saya abadikan.
Oh iya saya juga sempat berhenti di Stasiun Blok A yang posisinya di jalan layang. Di setiap stasiun yang berada di jalan layang ini tidak menggunakan AC. Sebagai gantinya ada banyak area terbuka jadi bisa terasa angin sepoi-sepoi.
Saya juga sempat berhenti di Stasiun terakhir yaitu Stasiun Lebak Bulus. Namun karena mau balik lagi ke area Thamrin, jadi pindah peron untuk ganti kereta. Nah pindah peron ini biasanya kita harus turun/naik (tergantung stasiun) dulu baru naik/turun lagi ke peron yang satunya.
Menurut saya operasional MRT Jakarta ini sudah pasti lebih dimengerti oleh masyarakat Jakarta. Apalagi yang suka naik Commuter Line dan juga pernah naik MRT di negara tetangga seperti Singapura pasti gak bakalan kagok naiknya.
Pulangnya saya mencoba pintu keluar dari Stasiun Dukuh Atas yang lain. Saya keluar di pintu D yang menuju stasiun kereta bandara dan juga stasiun Sudirman. Lokasinya menurut saya tidak jauh dan yang bikin nyaman adalah rencananya ini akan jadi jalur pedesterian-only. Kendaraan bermotor tidak akan bisa masuk.
Terakhir saya mau kasih beberapa tips untuk menaiki MRT Jakarta:
Baca juga: Apakah Kamu Siap Beralih Ke Transportasi Umum?
Saya gak sabar menunggu pembangunan fase ke-2 nya. Semoga saja Jakarta akan semakin banyak transportasi umum yang nyaman dan bisa diandalkan. Yuk coba naik MRT Jakarta juga!
Review produk Expert Care, skincare anak kulit sensitif yang sukses mengatasi kulit kering dan bruntusan… Read More
Sudah tau cara perpanjang sim secara online? Gampang banget lho ternyata! Sini kukasih tau caranya… Read More
Setelah bertahun-tahun membangun akun Instagram, akhirnya baru di tahun inilah berhasil mencapai 10k followers. Read More
Ayo ajak anak bermain di playground, dan aku kasih tau cara beli tiket main di… Read More
Mencairkan JHT melalui aplikasi JMO ternyata sangatlah mudah dan cepat. Yang mau mencairkan dana pensiun… Read More
Review Wardah Clarifying Clay Mask pada tipe kulit wajah kering. Kira-kira apakah cocok? Baca pengalaman… Read More
View Comments
aku berdoa bangettttt ini bisa sampe ke manggadua :D. jd aku enak kalo ke kantor :D. kayak terharuuuu bgt akhirnya jakarta bisa pubya MRT.. emg udh seharusnyaaa :).
Aku berdoa semoga semakin banyak line-nya, Mbak. Enak ya kalo kita kemana-mana bisa naik kendaraan umum aja. Aku pun terharu, Mbak :)
Waaah... lihat foto pintu gesernya jadi inget waktu di Singapura. Berhubung aku & suami dr Jogja, dulu kagum banget liat MRT. Katrok banget ya hehehe...
Moga2 MRT yg di Jakarta bisa bermanfaat kaya di Singapura. At least transportasi & lalu lintas bisa lebih terbantu lah, nggak macet2 banget kaya sekarang... :v
Amin aminnn. Mudah-mudahan juga kota-kota lainnya menyusul ya, karena kemarin sepertinya ada wacana seperti itu :)