Pernah tidak terpikir oleh kita bagaimana sampah yang kita buang itu akan berakhir?
Ada tipe sampah yang akan hancur dengan sendirinya. Namun juga ada tipe sampah yang tidak bisa terurai dalam tanah hingga jutaan tahun.
Coba bayangkan kalau setiap hari kita membuang sampah yang tidak bisa diurai setiap harinya, ditambah dengan sampah-sampah yang dihasilkan oleh anggota keluarga kita. Jangan-jangan nanti kita bisa hidup berdampingan sama sampah lagi gara-gara terlalu banyak sampah yang tidak bisa diurai.
Tanpa bermaksud menakut-nakuti, tapi fakta yang saya dapat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa timbunan sampah di seluruh Indonesia tahun 2017 telah mencapai 65,8 juta ton per tahun. Di Jakarta sendiri volume sampah telah mencapai 6.500 – 7.000 ton per hari.
Untuk ukuran segitu, dalam dua hari saja sampah yang berada di Bantar Gebang bisa sebesar Candi Borobudur!
Tidaaaaaak!!! Saya tidak mau hidup berdampingan sama sampah :’(
Masih mau cuek dan masa bodo akan isu tentang sampah ini? Jangan main-main lho, ternyata sudah ada peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengelolaan sampah. Dimana isinya adalah kewajiban semua pihak untuk berpartisipasi dalam mengelola sampah.
Lalu juga ada PRAISE (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment) yang merupakan asosiasi yang dibentuk oleh beberapa perusahaan besar di Indonesia antara lain Coca Cola, Indofood, Nestle, Tetra Pak, Danone, dan Unilever Indonesia.
Asosiasi ini terbentuk sebagai dukungan untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah kemasan secara holistik, terintegrasi dan berkelanjutan di Indonesia.
Bentuk konkret tentang pengelolaan sampah yang dibuat oleh PRAISE bekerja sama dengan Waste4Change baru-baru ini adalah program menyediakan 100 unit Dropping Box yang akan didistribusikan di Jakarta.
Dropping Box ini adalah seperti tong sampah biasa, hanya saja sampah yang dimasukkan harus dipilah berdasarkan jenisnya. Yaitu sampah kertas ataupun sampah non kertas (tidak termasuk sampah elektronik).
Tujuannya dibuat program dropping box ini adalah untuk mengedukasi masyarakat untuk mulai memilah sampah rumah tangganya. Dengan adanya pemilahan ini tentunya akan memberikan manfaat tidak hanya untuk kesehatan lingkungan tapi juga memiliki nilai ekonomis jika sampah tersebut bisa di daur ulang.
Gambaran bagaimana dropping box ini berkerja adalah dimulai dari partisipasi individu masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangganya sendiri. Lakukanlah pemilahan sampah berdasarkan jenisnya.
Proses ini penting banget, karena dengan usaha pemilahan jenis sampah yang kita lakukan sendiri ini tentu akan membantu mempercepat proses pengiriman sampah ke Bank Sampah.
Pengiriman sampah ke Bank Sampah ini sudah diatur sedemikian rupa sehingga dapat terdistribusi dengan baik kepada para mitra-mitra Bank Sampah yang ada.
Nantinya sampah masih harus disortir lagi berdasarkan jenis kemasan yang yang bisa didaur ulang dan yang tidak. Yang bisa didaur ulang nantinya akan disalurkan ke pabrik daur ulang. Sedangkan bahan yang tidak bisa didaur ulang akan diserahkan ke mitra pengolah dari Waste4Change sehingga sampah kemasan yang terkumpul tidak akan berakhir di TPS atau TPA (agar tidak menumpuk).
Dropping box ini akan ditaruh di area-area publik seperti pertokoan, perkantoran, hingga ke institusi pendidikan. Saya doakan semoga dropping box ini bisa masuk ke perumahan juga ya, supaya kebiasaan mengelola sampah di masyarakat bisa mulai dari rumah tangganya masing-masing.
Urusan sampah adalah urusan bersama. Jadi perlu adanya sinergi antara pemerintah, produsen, dan juga kita sebagai masyarakat untuk peduli akan lingkungan.
Sebagai gambaran tentang mekanisme dropping box di atas, teman-teman bisa tonton video di bawah ini:
Di video ini sebenarnya udah menjelaskan banget sistem Zero Waste di sebuah kota di Jepang. Harapannya sih kita bisa pelan-pelan mengarah ke sana ya.
Tapi saya pun masih paham untuk sebuah perubahan yang besar itu tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa. Dengan semakin banyak orang aware dengan isu sampah, diharapkan tingkat kesadaran akan peduli lingkungan juga semakin tinggi.
Kita bisa mulai dari hal-hal yang kecil, contohnya:
Sebagai inspirasi dan pengetahuan, kalian bisa search tentang Zero Waste di internet.
Yuk sebarkan informasi ini and let’s create world for a better place ?
Review produk Expert Care, skincare anak kulit sensitif yang sukses mengatasi kulit kering dan bruntusan… Read More
Sudah tau cara perpanjang sim secara online? Gampang banget lho ternyata! Sini kukasih tau caranya… Read More
Setelah bertahun-tahun membangun akun Instagram, akhirnya baru di tahun inilah berhasil mencapai 10k followers. Read More
Ayo ajak anak bermain di playground, dan aku kasih tau cara beli tiket main di… Read More
Mencairkan JHT melalui aplikasi JMO ternyata sangatlah mudah dan cepat. Yang mau mencairkan dana pensiun… Read More
Review Wardah Clarifying Clay Mask pada tipe kulit wajah kering. Kira-kira apakah cocok? Baca pengalaman… Read More
View Comments
Yap, urusan sampah bukan urusan petugas saja, bisa dimulai dari pembiasaan di rumah, memilah dan membuang sampah pada wadahnya
Setuju banget, Mbak :)
Bagus banget ini programnya Li, kalau kontinyu dan menyebar luar biasa banget dampaknya. Aku sering ngerasa gimana gitu nyampur-nyampur sampah, tapi ya gimana kadang dah dipisah dicampur lagi, hehe.
Nah, soal sudah dipisah trus dicampur lagi itu kemarin di bahas juga, Nia. Makanya ini salah satu program juga yang dibikin untuk mengatasi masalah itu. Jadi kita juga bantu petugas kebersihan untuk tau mana sampah organik, mana sampah yang bisa di daur ulang, dan pastinya lebih mempersingkat waktu mereka. Semoga ya programnya menyeluruh dan bisa diaplikasikan ke semua lapisan masyarakat.
makasi lia buat info dan tipsnya, bermanfaat banget ini biar makin banyak yang lebih aware dan sadar buat buang sampah pada tempatnya
Sama-sama, Mbak Aie. :)
Berharaaaap banget kita bisa seperti jepang. Pas kesana dulu aku sampe diwanti2 ama pemilik rumah tempat kita stay, jgn pernah campur2 sampah antara organik ama yg bukan. Krn di rumah itu udh dibedain tempatnya. Trus kalo udh penuh, jgn pernah juga taro sampahnya di luar, krn dia msh kuatir kalo kita blm pilah2 secara bener. Jd dia bilang, taro aja plastik sampah yg udh penuh di rumah, nanti pas kita checkout akan ada orang yg dia bayar utk sortir ulang sampah kita
Kalo sampe kita taro plastik sampah yg penuh di luar, dan ternyata kita salah sortir, si pemilik rumah akan dikenakan denda. Sampe segitunya yaaa.. Hebat sih mereka. Makanya aku berharap walopun mungkin msh lama, kita bisa seperti itu nantinya
Wow! Ada dendanya ya. Kayaknya kita harus ngelakuinnya dengan senang hati yaaa sebelum nanti malah ada peraturan dibikin denda. Hehehehe. Semoga ya, Mbak. Indonesia bisa pelan-pelan menuju ke sana. Aku sih positif thinking banget. Apalagi ngeliat sekarang Jakarta yang makin lama makin cantik, persis kayak di luar negeri. Semogaaaaa semogaaaa :)
Tip-tip mengurangi sampahnya sederhana & bisa dilakukan oleh banyak orang ?. Semoga makin banyak yg tergerak memilah sampah, aamiin...
Amiiin, semoga ya, Mbak.
Ngeri itu ya kalau lihat TPA kayaknya makin tinggi aja bukitnya. Apa udah saatnya yang suka buang sampah sembarangan ditindak tegas banget?
Padahal udah ada aturannya yaa. Cuma belum ada tindakan tegas nih :(
What? Dua ahri sampah di Bantar Gebang bisa jadi kayak candi? Duuuh horor banget, ya. Aku jadi kepikiran nih buat nyari sedotan stainless sama nerapin metode food prep, dan juga bekal tumbler minum biar ga terlalu banyak sampah yang aku sumbang
Iya, Mbakkk. Serem banget yaaa. Kita harus mulai nih. Dari hal sederhana aja dulu.
Iya, pengolahan sampah dimulai dari rumah. Karena sampah rumah tangga adalah penyumbang sampah terbesar
Setuju, Mbak :)