Pernah gak kepikiran kalau seandainya di dunia ini gak ada kertas? Kayaknya gak bakalan ada tuh dokumen-dokumen penting seperti akta kelahiran kita, ijazah kelulusan, uang kertas, sampai ke sertifikat harta kita.
Bahkan jika ditarik lebih jauh lagi, mungkin jika tidak ada kertas, kita tidak akan pernah tahu sejarah di negara ini. Bagaimana tidak? Teks proklamasi saja ditulis di atas kertas, lalu akhirnya diketik pada secarik kertas yang akhirnya dibacakan oleh bapak presiden pertama kita, Bapak Ir. Soekarno.
Dalam keseharian, saya sendiri juga tidak pernah bisa lepas dari kertas. Untuk urusan pekerjaan sudah pasti saya banyak print dokumen pada kertas.
Sedangkan dalam urusan blog saya juga memanfaatkan kertas sebagai media untuk menampung ide dan inspirasi sebelum dituangkan ke dalam tulisan di media online. Di atas kertas saya biasa membuat kerangka penulisan sehingga memudahkan saya ketika nantinya menulis di laptop.
Jadi banyak banget kan fungsi kertas dalam kehidupan kita?
Tapi saya baru sadar bahwa segitu dekatnya kita dengan fungsi kertas ketika kemarin diundang untuk menghadiri Konferensi Pers Progres #DiAtasKertas yang diselenggarakan oleh produsen kertas yang sudah akrab namanya di telinga kita, yaitu SiDU (Sinar Dunia).
Pada konferensi pers ini, kami para blogger dan media diajak untuk mengenal tentang kertas dan fungsinya. Sekaligus di akhir acara akan ada peluncuran produk kertas baru dari SiDU.
Kertas menjadi suatu peran yang penting juga dirasakan oleh Mbak Okky Madasari yang merupakan seorang penulis. Menurutnya,
Kertas tidak hanya memiliki peran secara fungsional, tetapi juga medium untuk mengekspresikan perasaan serta pikiran.
Mbak Okky sendiri tidak takut akan ancaman buku online (e-paper) yang bisa saja mematikan bisnis buku fisik. Karena masih ada orang yang lebih menyukai membaca dari buku fisik. Ada sensasi berbeda ketika kita bisa menyentuh bukunya. Bahkan ada lho orang yang suka sama bau kertas dari buku.
Hal tersebut juga disetujui oleh Bapak Sovan Ganguly, Asia Pulp and Paper Consumer Business Unit Head yang mengatakan bahwa masih ada peluang bagi bisnis kertas untuk orang-orang yang masih membeli buku fisik.
Menurutnya di beberapa negara yang maju banyak orang yang masih memilih menulis di atas kertas dibandingkan dengan mengetik pada layar smartphone. Mereka adalah orang-orang yang ingin merasakan sentuhan personal dari tulisannya, terutama untuk sesuatu hal yang lebih private.
Dan buat saya, menulis dengan tangan itu adalah olahraga untuk sensor motorik saya. Maka dari itu saya masih suka menulis dengan tangan di atas kertas.
See? Jadi kita semua masih tetap membutuhkan kertas di dalam kehidupan kita.
Apakah kalian tahu kalau SiDU sudah ada di Indonesia selama 40 tahun? Mungkin kita tidak tahu dengan pasti berapa tahun SiDU ada di negara ini. Tapi mungkin kita selalu mudah mengingat SiDU ketika ingin membeli kertas ataupun buku tulis.
Bapak Martin Jimi, SiDU Consumer Domestic Business Head, mengatakan bahwa di dalam perjalanan selama 40 tahun ini SiDU selalu berusaha untuk konsisten menghasilkan produk yang berkualitas dengan teknologi yang canggih.
SiDU tidak hanya menciptakan produk dengan kualitas tinggi, namun juga menyediakan produk yang sesuai dengan permintaan masyarakat. Saat ini secara channel, pangsa pasar kertas (photocopy based) adalah tempat fotokopi, kantor, dan juga rumah.
Fotokopi dan kantor merupakan pasar yang cukup besar, sedangkan penggunaan kertas di rumah masih belum besar namun sedang berkembang. Saya sendiri merupakan target pasar yang ada di rumah. Karena kebutuhan tertentu yang mengharuskan saya mencetak di atas kertas, maka di dalam rumah kami punya printer dan selalu sedia 1 rim kertas baik ukuran A4 atau F4.
Untuk menjawab kebutuhan pasar akan produk yang berkualitas, SiDU mengeluarkan kertas terbaru dengan kualitas yang lebih baik karena lebih tebal, lebih putih, dan lebih cerah untuk hasil cetak yang lebih tajam.
Lebih tebal yang dimaksudkan di sini bukan berarti menjadi lebih berat. Dimana gramatur kertas tetap sama, hanya saja kertas terbaru ini lebih firm dipegang (maaf saya sulit menemukan arti yang pas dari kata “firm” ini, but you know what I mean, right?).
Produk ini pun diproduksi secara bertanggung jawab, sehingga aman bagi lingkungan.
Ke depannya, SiDU akan memperluas jangkauan produk ke daerah-daerah terpencil di Indonesia, agar masyarakat di sana juga dapat merasakan dan menikmati manfaat dari kertas berkualitas milik SiDU.
Sepulangnya dari acara ini saya baru menyadari tentang banyaknya peran kertas di dalam kehidupan ini.
Walaupun telah diproduksi secara bertanggung jawab terhadap lingkungan, saya berharap juga kita sebagai manusia agar tetap menghargai kertas dengan menggunakan kertas sesuai dengan fungsinya.
Misalnya menggunakan sisi belakang kertas bekas untuk menulis, tidak membuang-buang kertas sembarangan, dan menyimpannya dengan baik dan benar. Karena kita gak pernah tahu apa yang kita tulis sekarang, nantinya akan menjadi bukti sejarah yang berharga di masa depan 😉
Hayoo, siapa yang di sini suka pakai kertas atau buku dari SiDU?
Review produk Expert Care, skincare anak kulit sensitif yang sukses mengatasi kulit kering dan bruntusan… Read More
Sudah tau cara perpanjang sim secara online? Gampang banget lho ternyata! Sini kukasih tau caranya… Read More
Setelah bertahun-tahun membangun akun Instagram, akhirnya baru di tahun inilah berhasil mencapai 10k followers. Read More
Ayo ajak anak bermain di playground, dan aku kasih tau cara beli tiket main di… Read More
Mencairkan JHT melalui aplikasi JMO ternyata sangatlah mudah dan cepat. Yang mau mencairkan dana pensiun… Read More
Review Wardah Clarifying Clay Mask pada tipe kulit wajah kering. Kira-kira apakah cocok? Baca pengalaman… Read More
View Comments
Saya juga lebih suka baca buku fisik. Suka pusing kalau kelamaan baca e-book. Lagipula saya juga termasuk yang suka dengan bau kertas :D
Enak ya mbak. Sensasinya beda ?
Jadi inget buku jaman sd
Kayaknya rata-rata pake bukunya Sinar Dunia ya hahaha.