Pengalaman Menjadi Full Time Blogger dan Cerita Lainnya

Terhitung sejak sejak Agustus 2017, maka sampai detik ini saya sudah menjadi seorang full time blogger selama kurang lebih 1 tahun 7 bulan. Waktu yang cukup singkat sebenarnya, makanya saya sempat mengurungkan niat untuk nulis pengalaman sebulan pertama menjadi full time blogger. Karena bingung juga mau cerita apa? Karena waktu saya banyak dihabiskan di rumah saja hehehe.

Tapi kali ini saya ingin cerita karena sebulan yang lalu saya diajak oleh Blogger Perempuan untuk mengisi acara blogger gathering bersama Jenius. Di sini saya diminta sharing pengalaman menjadi blogger. Suatu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan, dan Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar. Walaupun saya banyak banget groginya.

full time blogger

Karena grogi itulah saya pengen banget ceritakan ulang beberapa hal yang kemarin mungkin tidak sempat saya utarakan di acara. Karena tujuannya untuk sharing, jadi saya harap bisa memberi manfaat juga kepada yang lain. Mungkin juga yang sedang memikirkan untuk jadi full time blogger bisa baca ini ya πŸ™‚

KEPUTUSAN UNTUK MENJADI FULL TIME BLOGGER

Sebelum mulai ke pembahasan full time blogger, saya mau cerita dulu ya sejarahnya blog ini.

Saya mulai pertama kali ngeblog itu tahun 2008. Sama seperti yang saya pernah ceritakan di sini, semua tulisan saya di tahun pertama itu banyak berisikan curhat anak kuliahan yang mirip kayak diary tapi online. Hingga di tahun 2011 saya hampir vakum nge-blog karena punya pekerjaan yang cukup menyita waktu.

Breast Cancer Awareness

Di tahun 2013 blog ini mulai kembali terisi karena kebetulan pekerjaan saya sudah lumayan santai. Di sini pula mulai kenal review makanan dan beauty. Makanya di tahun itu lumayan banyak tulisan gado-gado.

Di tahun 2014 saya kenal Winda GulanyaGulali di acara Female Daily Blogger Workshop. Dari situ saya mulai ikut komunitas blogger dan rajin blog walking hingga akhirnya kenal dengan beberapa blogger yang sekarang udah dekat sekali.

Di tahun 2016 saya mengubah domain blog saya yang sebelumnya susah diingat namanya, hingga menjadi nama blog yang sekarang berkat bantuan Mas Ryan dan Mas Dani. Setelah berubah menjadi lebih “serius”, saya pun mulai memfokuskan diri untuk lebih banyak membahas konten beauty dan diselingi dengan lifestyle. Ini juga sesuai dengan saran dari Mbak Nik.

Sebenarnya kegiatan blog dan juga pekerjaan di kantor berjalan dengan lancar. Namun di pertengahan tahun 2017 saya ngobrol sama suami dan orang tua kalau saya ingin mengejar passion di dunia blog dan juga content creating (karena waktu itu juga sudah mulai buat Channel YouTube). Sempat orang tua sedikit tidak setuju, tapi suami mendukung keinginan saya. Dengan pertimbangan juga kami ingin fokus untuk punya anak.

Hingga akhirnya saya memutuskan untuk berhenti bekerja di tahun tersebut.

Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja saya sudah mempertimbangkannya dari beberapa bulan sebelumnya. Bahkan saya punya catatan yang berisikan plus dan minus jika saya berhenti bekerja. Ini penting sekali buat kalian yang ingin memutuskan suatu hal, termasuk jadi full time blogger dan meninggalkan pekerjaan kantoran. Saya perhatikan plus-nya untuk merancang apa saja yang akan saya lakukan setelah menjadi full time blogger. Saya perhatikan juga minus-nya supaya menyiapkan mental agar saya siap menanggung risikonya.

Dan inilah saya sekarang, masih bertahan menjadi Full Time Blogger (dan Vlogger) πŸ™‚

STRATEGI MENJADI FULL TIME BLOGGER

Setelah menjadi full time blogger otomatis blogging sudah menjadi pekerjaan utama saya. Selayaknya pekerjaan pada umumnya, maka saya tidak boleh main-main lagi. Saya tidak bisa lagi menganggap blogging sebagai sekedar hobi yang dilakukan karena suka. Tapi saya harus menganggapnya ini sebagai karir supaya saya bisa maju dan berkembang.

Di acara blogger gathering Blogger Perempuan kemarin ada pertanyaan tentang apakah penting bagi seorang blogger untuk memilki niche khusus.

Maka jawaban saya adalah penting, karena dari niche inilah salah satu cara terbentuknya personal branding. Dengan memiliki niche khusus maka mempermudah kita diasosiasikan dengan niche tersebut. Contohnya, dulu waktu saya masih menulis gado-gado, kesempatan saya untuk mendapatkan pekerjaan yang terkait dengan beauty hampir sulit. Namun ketika saya sudah memfokuskan diri dengan niche beauty, bahkan orang lain pun bisa merekomendasikan saya jika ada pekerjaan yang terkait dengan beauty.

The Body Shop Colour Crush Lipstick

Lalu muncul lagi pertanyaan, nanti susah dong nulis konten yang terlalu spesifik begitu?

Buat saya justru disitulah letak menariknya. Kita dituntut untuk menjadi kreatif agar tetap sesuai dengan niche yang sudah dipilih. Tapi bukan berarti juga kalau begitu tidak bisa menerima pekerjaan lain di luar niche. Justru kita tetap bisa mengaitkan niche kita dengan pekerjaan itu.

Misalnya saya masih bisa menuliskan topik traveling di blog ini dengan menyambungkan dengan topik beauty, seperti salah satunya cerita kulit bruntusan kemarin saat lagi liburan di Bandung.

Lalu bagaimana yang sampai saat ini belum tahu mau pilih niche apa?

Saran saya tetaplah menulis sampai kamu tahu dimana kekuatan menulismu. Pasti nanti akan ketemu niche-nya. Dan niche itu bukan berarti cuma beauty, fashion, traveling saja lho. Ada juga yang sifatnya personal seperti blogger-blogger yang sudah lama saya kunjungi blognya, yaitu Arman Tjandrawidjaja dan BebenyaBubu. Keduanya menurut saya sudah punya ciri khas tanpa harus ada embel-embel blog yang spesifik. Karena terkadang mereka juga nulis berbagai macam hal.

Jadi buat yang belum ketemu, saya doakan bisa ketemu ya niche-nya πŸ™‚

HARAPAN DI MASA DEPAN

Di akhir acara blogger gathering, Putri KPM selaku MC sempat bertanya tentang harapan ke depan menjadi full time blogger. Maka jawaban saya saat itu saya ingin tetap menjadi blogger (atau content creator) karena saya merasa sekarang pekerjaan yang baik untuk semua orang adalah pekerjaan yang mereka cintai.Β Bukan lagi harus spesifik menjadi apa dan siapa.

Harapan saya juga sejak dulu adalah ingin seperti Andra Alodita yang dulu memiliki komitmen untuk bekerja 4 jam saja dalam sehari. Saya ingin sekarang mempersiapkan pekerjaan sebagaimana mungkin sehingga nanti suatu saat jika saya diberi kesempatan untuk memiliki anak, pekerjaan pun tetap berjalan tanpa mengganggu hubungan dengan keluarga.

Dan terakhir masih dari Andra Alodita juga, saya ingin juga suatu saat punya tim seperti dia yang sekarang sudah bisa membantu pekerjaannya. Saya lihat juga YouTuber favorit saya Ingrid Nilsen baru-baru ini memperkenalkan office room di apartemennya. Semoga suatu saat saya bisa seperti mereka. Amin πŸ™‚

Youtube Channel Lia Harahap


Akhir kata saya ucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membentuk saya sampai saat ini. Terima kasih juga atas pelajaran dan pengalamannya. Semoga ke depannya saya bisa menjadi full time blogger yang baik, sukses, dan bermanfaat untuk siapapun.

22 Replies to “Pengalaman Menjadi Full Time Blogger dan Cerita Lainnya”

  1. Aku masih galau dengan nama blog ku yg gado2, mau ganti nama juga bingung apa. Awal tahun ini mendadak kok minat ya dengan niche Beauty. Kebetulan dapat hadiah domain gratis dari lomba, siap buat nama domain baru.

    1. Coba dipertimbangkan baik-baik saja, Mbak. Soalnya ini jadi dasar untuk blognya. Supaya ke depannya gak perlu ganti-ganti lagi. Mau apapun itu niche-nya, saran saya lakukan karena memang suka. Insya Allah lancar πŸ™‚ Sukses ya, Mbak.

  2. Mba Liaaa, dirimu Inspiratif banget.. ?? Aku meski udah gak ngantor tapi ngerasa belum mampu buat jadi full time blogger.. Ngeblog masih suka-suka dan belum banyak menghasilkan dari segi materi.. Tapi itu semua proses, ya, mba.. Setujuuu untuk niche blog karena ngaruh banget sama branding kita, orang kenal kita sebagai blogger apa.. Semangat teruuus ya Mba Lia.. ?

    1. Mbak Dita, terima kasih yaaa. Semoga kita sama-sama bisa maju dan berkembang di dunia blogging ini. Amiiin πŸ™‚

    1. Dinikmati aja dulu, Mbak. Aku pengen punya anak, cuma belum dikasih. Jadi nikmatin aja sekarang kerja sepuasnya πŸ™‚ Semangat yaaa!

  3. Saya merasakan tulisannya positif banget mbak. Mnegalir, dan positif. Saya jadi terinspirasi untuk terus ngeblog.

  4. Halo mba Lia, salam kenal πŸ™‚ Membaca artikel mba aku jadi semakin termotivasi untuk cari nieche-aku. Agak bingung juga sih karena motivasi ngeblog ini murni buat belajar dan sharing-sharing hal-hal personal, belum sampe spesifik. Ya bener kata mba, memang harus eksplorasi dan banyak-banyak nulis dulu ya biar bisa nemu spesialisasi kita.

    1. Halo Mbak Cinta. Salam kenal juga ya, Mbak πŸ™‚ Tujuannya bagus sekali. Soal niche bisa dicari sambil jalan. Semoga bisa segera menemukannya ya πŸ™‚

  5. Terima kasih sharingnya mbak. Kebetulan saya dipertemukan oleh simbah ke tulisan mbak Lia karena terbesit juga keinginan untuk menjadi full time blogger but no idea what next.

    Satu hal yang saya tangkap dari tulisan mbak Lia tentang menjadi FTB ini adalah pick one niche supaya lebih mudah dilirik brand ya. CMIIW.

    Semacam personal branding gitu berarti ya.

    Nice sharing & salam kenal.

  6. Tulisan yang inspiratif mbak. Saya selalu takjub dengan orang-orang yang menulis blog sejak awal blog mulai dikenal, sebagaimana mbak mulai blogging tahun 2008, dan terus konsisten blogging hingga saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *