Alasan Kenapa Tidak Ke Klinik Kecantikan Lagi

Sebenarnya menulis topik ini karena kemarin ada teman lama yang nanya alasan kenapa tidak ke klinik kecantikan lagi? Jadilah saya tulis juga sekalian di blog supaya ada bahan buat tulisan #eh πŸ˜€

KENAPA TIDAK KE KLINIK KECANTIKAN LAGI?

Jawabannya udah ada sih di YouTube Channel saya. Kalau mau dengerin saya bercerita bisa langsung nonton aja:

Tapi kalau mau baca di sini, boleh. Saya akan ceritakan.

Jadi secara singkat saya sudah kenal dengan klinik kecantikan sejak SMA karena diperkenalkan oleh mama. Waktu itu memang masalahnya jerawat. Tapi gak berlangsung lama, cuma mau menyembuhkan jerawat aja. Yang memang ujung-ujungnya tetap jerawatan aja.

Hingga akhirnya sekitar tahun 2015 waktu pulang umroh itu jerawat saya lumayan parah. Sampai akhirnya diajak mama lagi ke klinik kecantikan untuk menyembuhkan jerawatnya. Di sini mulai lagi ngerasain perawatan seperti facial dan pakai krim dokter.

Hingga akhirnya di pertengahan tahun 2017 mulai stop pergi ke klinik kecantikan lagi. Alasannya adalah:

  1. Waktu itu sudah rencana mau resign dari kantor, jadi mikir kalau pemasukan akan lebih sedikit. Saya gak mau punya budget yang terlalu besar untuk kecantikan. Lagipula kalau ke klinik kecantikan itu bisa habis minimal Rp200ribu untuk facial saja (waktu itu tahun 2016). Belum lagi kalau pakai perawatan dokter bisa habis minimal Rp500ribu. Jadi mikir kalau lebih baik beralih ke produk yang ada di pasaran aja.
  2. Saya merasa kalau perawatan di klinik kecantikan itu menimbulkan “ketergantungan”. Ketergantungan ini bukan dalam arti yang buruk ya. Karena saya percaya yang namanya kulit itu memang butuh perawatan yang rutin. Mungkin kata yang lebih tepatnya “kebutuhan” kali ya? Nah balik ke poin nomor 1, karena harus rutin itu nantinya akan berat buat saya untuk mengeluarkan budget yang cukup besar.

Cara Menyusun Anggaran Keuangan Keluarga

Itu dia dua alasan kenapa saya stop melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan lagi. Tidak hanya itu saja, saya juga membatasi pekerjaan yang mengharuskan saya untuk mencoba perawatan kulit wajah di klinik kecantikan. Alasannya cukup simpel, karena saya saat ini masih cocok dengan perawatan kulit wajah sederhana menggunakan produk skincare yang ada di pasaran.

Gak gampang lho mencapai kondisi kulit yang sudah jauh membaik seperti ini. Tanpa ke dokter dan krimnya lho. Trus harus tahan selama berbulan-bulan ngelihat muka masih penuh jerawat. Kuncinya sabar aja kalau mau kembali normal.

Makanya saya gak mau mempertaruhkan kenyamanan yang sudah saya dapat sekarang ini dengan menerima pekerjaan tersebut.

AKANKAH KE KLINIK KECANTIKAN LAGI?

Menjawab pertanyaan apakah suatu saat akan kembali ke klinik kecantikan lagi?

Maka saya hanya bisa menjawab, “mungkin saja”. Karena saya gak pernah tau apa yang terjadi di depan. Jadi saya tidak bisa bilang bahwa saya tidak akan ke klinik kecantikan lagi selamanya.

Buat saya klinik kecantikan sendiri punya peranan yang penting juga dalam merawat kulit wajah saya beberapa tahun yang lalu. Dulu saya masih punya budget-nya jadi masih bisa tanya-tanya sama dokter kulit tentang kondisi kulit. Dulu masih bisa facial di klinik kecantikan tanpa harus ribet facial sendiri di rumah.

Nah sekarang, nikmati saja semuanya sendiri :).

Ada yang memutuskan tidak ke klinik kecantikan lagi kayak saya? Share dong alasannya di kolom komentar! Terima kasih.

23 Replies to “Alasan Kenapa Tidak Ke Klinik Kecantikan Lagi”

  1. Aku juga lagi berjuang untuk enggak ke klinik kecantikan lagi, mesti sabar dan peka sama kondisi kulit sendiri karena takut makin bertambah jerawatnya. Cocokin skincare buat kulit aku sendiri pun jadi PR sekarang, karena biasa pake krim dokter yang tinggal pake aja.
    Thanks kaka lia buat sharingnya.

    1. Nah ini bener banget Nia. Sebenarnya pakai perawatan dari dokter itu enak banget, karena kita tinggal pakai aja. Nah sekarang aku mau lebih kenal dekat lagi sama kulit sendiri. Terima kasih ya udah baca πŸ™‚

  2. Setuju. Aku bahkan belum pernah mampir ke klinik kecantikan karena Alhamdulillah dirawat pake produk lokal aja kulit wajahku udah kalem dan ga neko neko ^^

    1. Iya, Mbak. Saya soalnya prioritasnya sekarang harus irit hehehehe. Alhamdulillah ya cocok dengan produk pasaran πŸ™‚

    1. Wahhh lama juga ya 6 tahun yang lalu. Gimana, Mbak ada perbedaan gak antara masih perawatan di klinik sama engga? πŸ™‚

  3. kalo emang uda parah dan puyeng ga tau mesti gimana, emang perlu see doctor, tp aku juga ga mau bergantung sama klinik sih, jadi kalo uda membaik ya pake skincare umum lagi. Btw, themes kamu beli kah say? πŸ˜€

    1. Iya, bener banget. Kalau udah butuh pertolongan memang sebaiknya yang ke ahli πŸ™‚

      Iya aku beli themes-nya nih hehehe.

  4. Aku gak pernah sama sekali, sekalinya dulu karena menang giveaway abis gitu engga, malah penasaran tapi pengen laser ala ala, tapi ya tadi balik ketergantungan, kalau boleh bilang pengen invest beli alat aja dulu macem foreo, roller dan lainnya terus pake dirumah sama skincare sendiri hehehe

    1. Hoo iya, sekarang banyak ya alat yang bisa dipakai di rumah. Memang kalau ke klinik kecantikan cocok buat yang sibuk dan ada budget-nya. Kalau aku sih cukup di rumah aja deh, mumpung masih belom sibuk hahahaha.

  5. Whoaaa Kak Liaaa, kulitnya improve banget *takjub

    Aku masih ke klinik nih sekarang, cuma dicampur juga sama produk yang tersedia di drugstore, niatnya biar bisa pelan-pelan ga balik ke klinik kecantikan lagi. Doakan aku yaaaaa πŸ˜€

    1. Terima kasih, Mbak πŸ™‚
      Sebenarnya skincare dimana-mana aja gapapa, Mbak. Cuma aku aja yang gak sanggup kalau perawatan dari klinik terus hihihi. Semoga segera membaik yaaa πŸ™‚ Itu yang paling penting.

  6. Dulu waktu masih SMP-SMA jerawatku buanyaaak banget, jerawat hormon. Trus diajak ke klinik sama tante. Sekali datang dan obatnya itu sampe Rp 300 ribu. Trus gak kuabisin itu salep2nya. Kl dipikir2 sekarang, sungguh mahal dan tidak berfaedah :((

    1. Iya, mbak. Kalau aku punya budgetnya sih sebenernya enak ada yg urusin. Kalo perlu cuci muka ke klinik aja hahahaha. Tapi kalo sekarang kok ya sayang uangnya huhuhu.

  7. aku pertama kali facial mengecewakan dan sampai bikin nyesel parah, awalnya kulit aku mulus pas habis facial merah merah kirain efek sementara eh ternyata sampe sekrang udah 10 bulan ga sembuh sembuh dan malah bikin kulit aku yang tadinya normal jadi jerawat dan super oily

  8. haduuu aku baru lulus skolah, udh kerja pengen glow up tp bingung mau bli produk skincare atau dateng ke klinik. tp kulitku emg b aja gaada masalah serius cuma rada kusem aku pengen mencerahkan, jd bingung kan😭 kalo facial di klinik ‘ketergantungan’, tp klo skincare bingung pilih yg mana takut gacocok juga😭

    1. Menemukan skincare yang cocok itu memang trial and error. Sama halnya dengan kenalan sama kulit sendiri. Tapi dengan melewati semua itu aku yakin kita akan semakin paham apa yang dibutuhkan πŸ™‚

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *