Restaurant Review: Prince House

Tahun ini adalah tahun ketiga untuk saya dan pacar. Untuk merayakannya kita udah dari jauh-jauh hari cari tempat yang cocok untuk makan.
Pilihannya pertama harus di deket kantor, supaya pulangnya gak kemaleman (seriously, all of these begal things really annoyed me!). Yang kedua pastinya tempatnya yang nyaman untuk ngobrol berdua.

Since both of us couldn’t afford fancy restaurant, so any kind that fulfill the requirements jadilah kita datengin. Dan pilihannya jatuh kepada Prince House. Pertimbangannya adalah saya inget dulu pernah kesana dan di restaurannya ada bunga-bunganya (sebelahnya toko bunga), jadi kalo foto-foto bisa cakep gitu. Hehehehe.
Tapi ternyata di lantai bawah sudah dipisah antara restaurant dan toko bunganya. Pas masuk pun saya rada ragu karena ruangannya sempit dan ada laki-laki yang mengganggu karena ketawanya kenceng banget. Saya langsung tanya ke pelayan apakah ada ruangan di lantai atas? Dan ternyata ada.
Di lantai atas ternyata lebih luas karena menggabungkan dua ruko. Ada ruangan bebas rokok dan untuk rokok. Hari itu tidak banyak orang, jadi saya pilih di ruangan rokok karena posisinya yang dekat dengan kaca. Sayangnya ruangannya terasa panas, padahal sudah dikasih AC. Mungkin efek deket kaca juga kali ya, jadi sinar matahari lebih mudah masuk.
Selama ini kita cuma tau, Prince House itu jualannya Waffel. Tapi ternyata tidak kok, cukup beragam dimulai dari Pasta, Pizza, bahkan Steak dan Nasi. Kita akhirnya pilih pilihan terakhir ini,
Saya pesan Beef Stroganoff (IDR 39.999,-) karena tidak mau makanan pilihan lainnya yang lebih pedas. Ternyata Beef Stroganoff ini terdiri dari lapisan telor dadar di atas hot plate, lalu di atasnya ada nasi, daging plus campuran bumbu bawang bombay, paprika, dan saus krim. Saat pertama kali makan, sebenarnya saya suka sama rasa krimnya. Cuma sayang sekali dagingnya kurang enak saat dikunyah, seperti kenyal. Oh iya, tapi porsi menu ini cukup besar lho, saya aja gak sanggup abisinnya. Hehehehe.
Pacar pesan Prime Tenderloin Steak (IDR 83.999,-) dengan saus mushroom. Untuk ukuran restaurant yang bukan spesialisasi steak sih udah oke rasanya menurut saya. Apalagi ditambah saus mushroomnya yang semakin sedap saat dimakan. Dagingnya pun empuk saat dikunyah.
Untuk minum, saya pesan Butter Avocado (IDR 15.999,-) yang rasanya kurang lebih kayak jus alpukat lainnya. Dan pacar memesan Banana Vanilla (IDR 27.499,-) yang sayang sekali tidak enak. Rasa pisangnya aneh. Dan garnishnya kurang bagus, karena dia memakai potongan pisang yang sudah tidak segar. Cukup kecewa, padahal menu ini kalau menurut pelayannya adalah yang favorit.
Secara keseluruhan untuk makanan saya suka. Rasanya pas dilidah. Cuma kita memang tidak sempat cobain dessert-nya karena udah kekenyangan. Tempat ini recommended banget untuk pasangan yang ingin makan di tempat dengan kesan romantis. 
Pesan Kue di The Harvest, my fav Tiramisu :9
Prince House
Jl. Boulevard Kelapa Gading WA 2 No. 12-14
Kelapa Gading, Jakarta Utara

4 Replies to “Restaurant Review: Prince House”

  1. oh beef stroganoff nya kurang enak ya. padahal keliatannya enak ya…
    wah gua kalo ketawa juga kenceng banget… berarti gak boleh deket2 lu ya.. huahahaha

  2. Dagingnya yang kurang enak. Bumbunya padahal lumayan.
    Hehehehe. Aku juga kalo sama temen-temen lagi kumpul bisa ketawa menggetarkan meja, Mas 😀
    Cuma kan moment-nya lagi anniversary *ehem ;P

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *