Pengalaman Bazaar di Acara 17-an

Hai semua! Sebelumnya saya ucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 ya. Semoga negeri ini bisa semakin maju melebihi negara-negara lainnya. Amieeeeen 🙂
Photo Source
Hari ini agenda 17-an nya pada kemana nih? Saya dengar banyak acara lomba yang sudah diadakan dari Hari Minggu lalu. Begitupula dengan komplek perumahan saya. Namun di Hari Senin bertepatan dengan tanggal 17-nya juga masih diadakan acara.
Sudah dari pagi jam 7, mama saya bahkan melakukan upacara di depan komplek. Sedangkan saya bersiap-siap untuk turut serta berjualan di bazaar. Ini bukan pertama kalinya saya mengikuti acara bazaar. Tapi ini pertama kali saya mengikutinya sendiri tanpa bantuan teman-teman. Sedikit deg-degan takut gagal. Tapi kita gak bakalan tahu kalau belum coba.
Nah, kali ini saya mau review hasil dagangan saya hari ini. Kira-kira apa yang perlu diperbaiki dan dipertahankan. Yang baru pertama kali berjualan sendirian seperti saya mungkin bisa dibaca untuk pengetahuan. Dan bagi yang sudah expert, mohon sarannya ya 🙂

  • Bagi saya yang sering mengalami kesulitan dalam hal multi-tasking, pekerjaan kali ini sungguh berat. Dimana harus melayani pelanggan, membungkus makanan, lalu ngambil kembalian, dan juga melayani pelanggan lainnya jika belinya barengan secara sendirian. Bahkan tadi saya main ambil-ambil aja uang yang orang kasih, eh taunya saya mesti kasih kembalian. Untung si pembeli bilang. Kalo engga bablas deh! Hahaha. Mungkin selanjutnya saya butuh minimal 1 orang teman lagi yang bisa bantu berbagi tugas.
  • Gak tau ya ini juga sama seperti pelanggan di bazaar lainnya atau tidak, tapi di komplek saya kurang suka membeli makanan beku. Sepertinya mereka malas menggoreng (hm… padahal rata-rata kan bisa suruh ART ya). Jadi yang laku adalah makanan yang sudah jadi. Untungnya atas saran teman saya, saya tetep menggoreng dagangan makanan beku saya.
  • Pentingnya tester. Karena sebagian besar orang tidak mau asal beli. Apalagi kalau harganya yang gak murah, sudah pasti takut ternyata yang dibeli tidak enak. Nah, untuk urusan tester walaupun saya sudah pajang di meja dengan ada tulisan tester, tapi gak semua orang mau coba lho. Entah kenapa alasannya. Lalu saya dan mama (yang kebetulan dateng abis upacara) melakukan “strategi jemput bola”. Mama langsung ngider ke para tetangga yang ada di sekitar, dan meminta mereka mencobanya. Walaupun tidak langsung sukses, tapi ada beberapa pelanggan yang akhirnya membeli setelah mencoba tester.
  • Ketika orang sudah merasakan enaknya makanan kita, ternyata penting lho kasih nomor kontak kita supaya jika mereka membutuhkan makanan tersebut di lain hari bisa langsung menghubungi kita. Dan karena tidak melakukan persiapan yang matang, saya belum membuat daftar harga dan makanan plus informasi nomor kontak. Jadilah langsung menulis manual di kertas biasa dan kelihatannya tidak menarik.
  • Lalu dagangan apa yang laku? Karena cuaca sangat panas, tentunya jualan Es Yoghurt saya paling laku. Banyak faktor sih yang bikin laku selain cuaca panas, rasanya yang enak, dan (menurut saya) harganya terjangkau. Ada satu pelajaran menarik juga dari jualan es ini. Awalnya saya hanya taro es di dalam cooler box yang tertutup. Otomatis orang tidak tahu isinya kecuali mereka buka atau saya bilang. Akhirnya saya dan adik (yang kebetulan ikutan juga… tapi ikutan jajan hahaha) berinisiatif untuk menulis di kertas nama produk dan harganya. Hasilnya? Banyak yang bolak-balik beli, sampai sold out pun masih nanyain masih ada apa engga. Hehehehe.
    Photo Source
  • Last but not least bawa barang-barang ini sebagai tambahan: Tissue, Kertas, Gunting, Pulpen, Kalkulator, Air Minum, Kipas, dan cemilan. Oh iya, kalau bazaar di luar ruangan pakai pakaian yang nyaman ya.
Itu saja yang bisa saya share hasil kegiatan hari ini. Satu hal yang penting dari semuanya adalah kita harus bisa pintar membaca keadaan dan juga merubahnya. Alhamdulillah hari ini banyak yang saya pelajari dan bisa praktekkan.
Semoga saya masih bisa ikut lagi acara-acara serupa dan makin jago jualannya. Hehehehe.
Kalau kalian ngapain aja di acara 17-an ini? Cerita yuk!

8 Replies to “Pengalaman Bazaar di Acara 17-an”

  1. sy blm pernah jualan di bazar mak, klo jualan onlen sih iya..hehehe
    17an ini dikompleks sy jg ga ada tukang jualan mungkin krn diperumahan kali ya..tp pengalaman ke bazar ramadhan kemarin, yg laris itu makanan/minuman yg umum, klo namanya aneh2 bukannya bikin penasaran malah org sedikit yg beli krn ga familier. justru yg es, gorengan, bakso malah larisss

  2. Pas SMA, pernah juara 1 bazaar sekolah. Yang dijual gak penting banget sih, cuma jual ikan cupang sama kaktus. Tapi kelas kami nyebarin pamflet pentingnya jaga lingkungan. Kayaknya itu yang bikin menang 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *